Technologue.id, Jakarta - Keputusan Apple untuk mendiskon biaya penggantian baterai iPhone disinyalir akan berdampak buruk pada penjualan iPhone pada 2019 ini. Pendapatan Apple dari penjualan iPhone diperkirakan menurun menjadi US$ 9 miliar karena lemahnya permintaan smartphone tersebut. Hal ini sebagian disebabkan oleh banyak orang yang mengikuti program penggantian baterai iPhone ketimbang membeli ponsel baru, menurut surat yang dikeluarkan oleh CEO Tim Cook yang ditujukan kepada investor. Apple diketahui memberikan pengurangan harga penggantian baterai iPhone yang sudah habis masa garansinya dari semula US$79 (atau lebih dari Rp1 juta) menjadi US$29 atau hampir Rp400 ribu dengan kurs saat ini.
Baca Juga: Duel Apple dan Samsung Berebut Segmen Ponsel Premium di 2018
Langkah-langkah Apple itu adalah respons dari protes keras sejumlah pelanggan ketika tahu perusahaan asal Cupertino, AS ini sengaja memperlambat kinerja iPhone lawas. Pemrotes menuduh Apple melakukan itu agar pelanggan beralih ke iPhone yang lebih baru. Alih-alih mengganti iPhone terbaru, konsumen justru memilih untuk menukar baterai mereka. Alasannya, karena biaya penggantian yang lebih rendah ditambah dengan performa baterai iPhone lebih transparan. Pembatalan tersebut akan membuat revenue Apple di sektor smartphone mengalami penurunan sebesar 2 persen pada tahun fiskal 2019 mendatang.Baca Juga: Digugat, Apple Bohong Soal Ukuran Layar iPhone X-series
Penjualan akan semakin merosot ketika pengguna menyadari piranti lunak yang dirilis Apple untuk iPhone yang sudah berusia setahun tak hanya mempengaruhi kecepatan kerja iPhone, tetapi juga meredupkan layar, mengecilkan volume dan bahkan mematikan lampu kilat kamera. Pemikiran tersebut mendorong performa iPhone XR tak prima di pasaran. Saking rendahnya konsumen global terhadap iPhone XR, analis UBS, Timothy Arcuri, memperingatkan kalau penjualan iPhone Apple tahun ini bisa saja lebih rendah dari yang ia perkirakan.