Deepfake dapat digunakan dengan berbagai niat, termasuk untuk tujuan hiburan atau kreatif, namun juga dapat digunakan secara potensial merugikan, misalnya untuk menyebarkan informasi palsu atau manipulatif.
Cara kerja deepfake melibatkan algoritma pembelajaran mendalam yang dilatih menggunakan sejumlah besar data, seperti video atau rekaman suara, dari seseorang yang diinginkan.
Model ini kemudian dapat menghasilkan konten baru dengan menggabungkan elemen dari data pelatihan.
Penerapan deepfake dapat mencakup penggantian wajah, suara, atau bahkan gerakan tubuh dalam video.
Baca Juga:
Konten Hoaks dan Disinformasi Jelang Pemilu 2024 Masih Terjadi
Organisasi dan peneliti sedang berusaha mengembangkan teknik deteksi deepfake serta mengidentifikasi cara untuk mengurangi potensi penyalahgunaannya.
Meskipun deepfake dapat menjadi alat kreatif yang kuat, perlu diwaspadai dan dikelola dengan bijak untuk mencegah dampak negatifnya.