Technologue.id, Las Vegas – Pernah mencoba mengenakan perangkat virtual reality (VR) atau augmented reality (AR) dan menikmati konten-kontennya? Jangan heran jikalau beberapa dari Anda saat pertama menikmati experience tersebut merasa sedikit pusing hingga mual. Mengapa bisa begitu? Wajar, karena pada dasarnya ketika indra pengelihatan manusia tengah bekerja, akan terjadi proses analisis komprehensif ke otak dengan menggabungkan proyeksi dua gambar pada retina, sudut pandang visual, juga ketebalan lensa mata.
Baca juga:
Seperti Ini Kacamata Baca Pintar untuk Manula, Sepintar Apa?
Sayangnya, perangkat VR atau AR konvensional yang banyak tersedia di pasaran hanya dapat menyajikan gambar berupa objek virtual 3D dalam jarak yang statis atau tetap (yaitu lebih dari 1 meter), sehingga proses analisis oleh indra pengelihatan tidak berjalan sebagaimana mestinya. [caption id="attachment_25911" align="alignnone" width="673"] Lensa Pin Mirror dari LetinAR (eksklusif/Technologue.id)[/caption] Mencoba menjawab tantangan ini, LetinAR pun mengenalkan produk kacamata AR-nya. Dengan teknologi lensa Pin Mirror yang mereka kembangkan secara independen, kacamata bikinan startup asal Korea Selatan tersebut mampu menampilkan gambar objek virtual yang tajam pada jarak dekat dengan jarak 25cm. Inilah yang mendasari klaim kacamata dari LetinAR yang tak bikin pemakainya merasa pusing.Baca juga:
Moms, Alat Ini Bisa Pompa ASI di Tempat Umum Tanpa Buka Baju!
Lebih lanjut, lensa Pin Mirror ini punya field of view (FOV) lebih dari 70 derajat dengan gambaran yang jelas tanpa penyimpangan warna. Dari pengakuan CEO LetinAR, Jaehyeok Kim, pada Technologue.id (03/01/2018), resolusi yang mereka tawarkan saat ini memang baru 1280x720 piksel untuk tiap mata karena keterbatasan teknologi micro-display. Namun ke depannya, bukan tidak mungkin kualitas yang didukung oleh lensa Pin Mirror ini bisa mencapai HD, 4K, atau lebih.Baca juga:
Di CES 2018, kacamata AR dengan lensa Pin Mirror bakal tersedia bisa dicoba oleh pengunjung di booth LetinAR. Turut disediakan pula aplikasi-aplikasi AR real-life, termasuk fitur terjemahan multi-lingual yang telah terkoneksi dengan layanan Google Translate dan Naver. Tertarik mencobanya?