Technologue.id, Jakarta – Sejak didiagnosa mengidap sklerosis lateral amiotrofik (ALS) tak lama setelah ia merayakan ulang tahun ke-21, hidup Stephen Hawking amat bergantung pada sistem berbasis suara untuk berkomunikasi. Sempat memakai produk prosesor AMD, Gordon Moore (co-founder Intel) memutuskan untuk "meng-endorse" Hawking untuk berkomunikasi dengan menyediakan gadget khusus. Melansir Wired.com (13/01/2015), gadget khusus itu pun rutin diganti oleh Intel tiap dua tahun sekali. Terakhir, ia tercatat menggunakan Lenovo Yoga 260 dengan prosesor Intel Core i7-6600U, SSD 512GB, serta sistem operasi Windows 10. Dari penjelasan profesor kelahiran 8 Januari 1942 tersebut di website-nya, ia menggunakan sistem komunikasi berbasis suara yang disediakan oleh Intel. Ada sebuah tablet yang menghadapnya dengan suplai daya dari kursi roda elektriknya serta program open source bernama ACAT yang juga dibuat oleh Intel.
Baca juga:
Stephen Hawking dan Ramalannya Tentang AI
ACAT inilah yang merupakan software pembantu Hawking untuk berbicara. ACAT bertugas untuk mengonversi kata-kata yang ingin diucapkan Hawking dari keyboard virtualnya, lalu mengoneksikannya dengan speech synthesizer untuk menyuarakan kata-kata tersebut. Jadi, di layar tablet tersebut, terdapat software keyboard di mana Hawking dapat memilih kata-kata yang ingin ia sampaikan. Hawking hanya perlu menggerakkan pipinya – yang terknoneksi dengan teknologi infrared – untuk memindahkan kursor di keyboard virtual tersebut untuk memilih huruf yang dikehendaki.Baca juga:
Bill Gates Tolak Dicalonkan Jadi Presiden, Ini Alasannya
Untuk mempermudah hal itu, ACAT juga didukung dengan algoritme pemrediksi kata berbekal database dari buku dan materi perkuliahan dari Hawking, sehingga Hawking kerap kali tak perlu mengetik seluruh huruf dari kata yang ingin ia sampaikan. Algortime itu sendiri disediakan oleh Swiftkey. Nah, untuk sistem bicara, ACAT terkoneksi pula dengan hardware synthesizer buatan Speech Plus. Speech synthesizer dengan model CallText 5010 tersebut tak bekerja sendiri, karena hardware itu didukung oleh speaker dan amplifier dari Sound Research. Hawking mengaku puas dengan hardware ini, walaupun aksen dari synthesizer tersebut membuatnya dinilai tak punya aksen khusus. Ada yang menganggap aksen Hawking mirip dengan orang Amerika, ada juga yang mengaggapnya serupa dengan orang Skotlandia.Baca juga:
Tak Ada Komputer, Guru Ini Ajarkan Microsoft World Lewat Gambar di Papan Tulis
Selamat jalan, Stephen Hawking!