Technologue.id, Jakarta – Ajang Mobile World Congress (MWC) 2018 ini bertepatan dengan setahun lahirnya BlackBerry KeyOne. Ponsel premium pertama BlackBerry yang digarap bersama TCL itu diluncurkan di MWC 2017 tahun lalu dengan beban harapan besar, yakni untuk membawa kesuksesan BlackBerry kembali di industri ponsel global. Apakah hal tersebut sudah mampu diemban oleh KeyOne dengan baik? Menurut dua petinggi BlackBerry, Francois Mahieu dan Alain Lejeune, begitu. Keduanya yang memberikan pernyataan pada TheVerge.com (26/02/2018) menilai kalau kiprah BlackBerry selama 2017 sudah apik, termasuk KeyOne. KeyOne sendiri telah tersedia di 50 negara termasuk Indonesia dan dijual oleh lebih dari 100 operator.
Baca juga:
BlackBerry-Nokia Ingin Jadi Pemain Besar Lagi di Industri Ponsel
Namun, bisa jadi BlackBerry sedang menutupi sepak terjangnya yang belum seapik itu atau malah sedang delusi. Pasalnya, menukil AndroidAuthority.com (27/02/2018), produsen asal Kanada itu hanya mampu menjual 850 ribu unit ponsel di tahun 2017. Angka itu bahkan berlaku untuk semua model, bukan hanya KeyOne saja. Menjual kurang dari 1 juta unit ponsel dalam setahun sejatinya bukanlah hal baik. Jikalau merujuk data volume penjualan smartphone global tahun 2017 dari IDC, Xiaomi yang duduk di posisi paling buncit dari daftar lima besar brand terlaris sedunia saja "cuma" bisa menjual 92 juta unit ponsel pintarnya.Baca juga:
BlackBerry Patenkan Kamera Baru untuk Smartphone Mereka
Memang ada Essential Phone yang hanya mencatatkan penjualan sebanyak 90 ribu unit ponsel di tahun 2017. Akan tetapi seharusnya BlackBerry pun tak bangga jika harus dikomparasikan dengan Essential karena selain mereka adalah vendor baru, ponsel pertama mereka pun baru dijual di bulan Agustus 2017.Baca juga:
BlackBerry KeyOne Sudah Dijual di Indonesia, Segini Harganya
Kendati demikian, BlackBerry sadar kalau pihaknya butuh waktu untuk menapaki jalur positifnya lagi. Dengan menggarap pasar premium, Mahieu mengaku ingin terus berinovasi bersama perusahaannya untuk membuktikan bahwa BlackBerry masih ada dan terus coba menggebrak. “Ini adalah perlombaan maraton, bukan sprint,” tambahnya.