Teresa memiliki gelar sarjana sains di bidang teknik mesin, dirinya pun memiliki gelar master sains, teknik industri untuk rekayasa sistem. Selain itu, ia memiliki sertifikasi dalam bidang pengelasan, permesinan, pengoperasian forklift hingga operator derek.
"Semua hal yang Anda perlukan untuk melakukan pengujian besar. Hal-hal itu benar-benar memungkinkan saya untuk memahami dan membantu program pengujian besar. Saya telah menjadi bagian dari beberapa di antaranya. Saya juga mendapatkan sertifikasi Federal Aviation Administration (FAA) untuk mesin jet regional turbomachinery," terangnya.
Kecintaannya terhadap luar angkasa mendorongnya untuk terus berkarier di badan antariksa AS. Dirinya memulai posisinya di Spacelab (pada program pesawat ulang-alik). "Spacelab adalah pengalaman luar biasa di mana Anda melakukan 144 eksperimen. Jadi semua itu, Anda melakukan sertifikasi pada ratusan hal untuk setiap misi. Dan saya melakukannya cukup lama, lebih dari satu dekade, dan sangat menikmatinya," tuturnya.
Dedikasinya yang tinggi terhadap dunia antariksa membuatnya dipercaya untuk mengemban tugas-tugas yang berkaitan dengan stasiun luar angkasa, mengerjakan rak dan modul hingga analisis dampak puing-puing pada peristiwa kecelakaan Columbia 2003.
Karier yang terus digelutinya membawanya ke Kennedy Space Center (KSC) sebagai ahli dinamika struktural dan insinyur struktur. Setelah itu, ia ditarik ke Ares 1-X (sistem peluncuran prototipe), dan beberapa barang pesawat ulang-alik, mendukung chief engineer hingga pada akhirnya ia mendapatkan kesempatan menuju ke Deep Space Logistics, di mana ia menjadi Chief Engineer pada Gateway (stasiun luar angkasa menyerupai ISS yang mengorbit Bulan) sejak Oktober tahun lalu.