Perangkat seluler menampung semua aplikasi sosial Anda
Sebuah survei mengungkapkan satu dari empat pengguna internet di Asia Pasifik (APAC) telah menjadi korban penipuan identitas. Tetapi bagian yang paling menarik adalah bahwa pengguna tidak peduli. Banyak yang tetap tidak peduli untuk mengamankan identitas mereka dari pencurian dan penipuan online. Kebanyakan penipuan terjadi di media sosial, sebagian besar diakses melalui perangkat seluler.
Studi lain yang dilakukan oleh Kaspersky juga menunjukkan hampir satu dari empat (38%) pengguna media sosial mengatakan bahwa mereka mengenal seseorang secara pribadi yang telah mengalami peretasan data saat menggunakan media sosial.
Untuk mereka yang berusia 18-34 tahun, angka ini meningkat menjadi lebih dari setengahnya (52%). Tujuh persen pengguna di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka telah menjadi korban penipuan melalui media sosial.
Laporan phishing Kaspersky untuk tahun 2022 juga mengungkapkan bahwa solusi perusahaan keamanan siber global itu memblokir 360.185 upaya untuk mengeklik tautan phishing dari messenger tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 82,71% berasal dari WhatsApp, 14,12% dari Telegram dan 3,17% lainnya dari Viber.
“Perangkat seluler adalah harta karun dari media sosial dan aplikasi perpesanan yang kita gunakan. Di masing-masingnya, kita memiliki percakapan, foto, dan informasi pribadi yang wajib kita lindungi dari tangan yang salah. Sisi lainnya adalah bahwa penjahat siber juga bersembunyi di platform ini, menunggu mangsa jatuh ke dalam perangkap mereka. Jaring pengamanan diperlukan jika kita ingin menikmati manfaat dari ponsel cerdas dan demi mengamankan reputasi serta identitas digital,” tambah Hia.