Technologue.id, Jakarta – Satu keunggulan platform pengusung user generated content (UGC) seperti YouTube adalah kecil kemungkinan wadah mereka sepi konten baru. Akan tetapi, hal ini bukannya tanpa konsekuensi. Kebebasan pengguna untuk meng-upload konten membuat user lain harus bisa memilah dan memilih konten yang layak dikonsumsi. YouTube pun sudah tersandung masalah ini, seperti video perundungan yang berpotensi memberikan pengaruh buruk untuk anak sampai ekstrimisme dan pornografi. Namun tahun depan, mereka siap berbenah.
Baca juga:
YouTube Go Masuk Indonesia, Anda yang Tiap Hari YouTube-an Wajib Tahu!
Menukil pernyataan resmi YouTube (04/12/2017), Susan Wojcicki, CEO, menyatakan bahwa pihaknya akan lebih fokus memerangi konten yang melanggar community guideline mereka 2018 mendatang. Caranya yaitu dengan merekrut lebih dari 10 ribu orang baru sebagai bagian dari tim review mereka yang secara berkala bakalan memantau konten yang ada di YouTube.Baca juga:
Berantas Teroris, YouTube Blokir Video Radikal
Armada reviewer manusia ini diharapkan bisa menandai video yang tak layak ditonton orang banyak lebih efektif. Di samping itu, mereka juga dapat dipelajari oleh teknologi machine learning yang YouTube miliki untuk melawan konten semacam hate speech dan yang membahayakan jika ditonton oleh anak kecil secara lebih efektif.Baca juga:
Sejak Juni lalu, YouTube sendiri sudah menghapus lebih dari 150 ribu video yang terindikasi mengandung kekerasan ekstrem. Algoritma mereka juga makin sempurna, karena 98 persen dari 150 ribu video di atas sudah bisa dideteksi dan di-flagged lewat machine learning.