Technologue.id, Jakarta – PT Yelooo Integra Datanet (Passpod) bersiap untuk melantai di pasar bursa dalam waktu dekat. Startup yang fokus menyediakan kebutuhan traveler ini telah menjalankan salah satu fase penting dalam perjalanan perusahaan dalam meraih pendanaan publik, yakni mini expose. Pertemuan yang digelar tertutup tersebut berlangsung kemarin (23/08/2018) dan menelurkan beberapa hasil salah satunya adalah kesiapan Passpod untuk melantai di pasar modal Indonesia. Passpod adalah salah satu dari puluhan perusahaan rintisan yang termasuk dalam binaan IDX Incubator, di mana perusahaan yang bergerak di bidang jasa rental modem Wi-Fi untuk destinasi wisata luar negeri ini bergabung sejak bulan Februari 2018. IDX Incubator sendiri merupakan program inkubasi bisnis bagi startup berbasis digital dari Bursa Efek Indonesia yang difokuskan untuk mewujudkan akselerasi usaha startup digital didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui IDX Incubator, perusahaan rintisan terpilih akan mendapat bimbingan dan mentoring secara berkelanjutan langsung dari para pakar investasi dan bisnis agar kelak bisa memonetisasi bisnis mereka dan diharapkan mampu memenuhi persyaratan untuk tercatat sebagai emiten di pasar modal.
Baca juga:
Startup Buatan Indonesia Luncurkan Platform Gaming Komputasi Awan Skyegrid
Menurut Hiro Whardana, CEO Passpod, bertandang ke BEI melalui mini expose adalah bagian dari upaya Passpod untuk memperkuat posisinya di industri melalui ceruk pasar yang spesifik dan punya potensi bisnis besar di tanah air. “Tingginya tren bepergian ke luar negeri bagi masyarakat Indonesia sudah banyak dibidik pelaku bisnis dengan menawarkan berbagai paket transportasi dan akomodasi. Dari sisi persiapan traveling, pemain-pemain raksasa sudah mendominasi. Namun yang masih belum tersentuh justru adalah ceruk pasar dari kebutuhan lain para wisatawan yang akan berpergian ke destinasi wisata yaitu konektivitas,” ucap Hiro. Para pelancong luar negeri khususnya milenial sudah sangat familiar untuk mencari tawaran terbaik dan termurah saat merencanakan perjalanannya baik lewat pengalaman teman maupun review di internet dan sosial media. “Kebutuhan traveler untuk tetap terkoneksi inilah yang menjadi target Passpod. Saat berada di destinasi wisata tentu mereka akan memerlukan koneksi internet untuk mencari informasi, melihat peta, mencari tempat makan, melihat review, sharing di media sosial. Semua aktivitas tadi butuh koneksi yang handal dengan kuota yang mencukupi. Disinilah kami lihat potensi bisnis yang sangat menjanjikan dan tentunya sustainable,” lanjut Hiro.Baca juga:
Menkominfo Akui Bangga dengan Go-Jek
Berangkat dari kondisi pasar yang supportif dengan tren travelling yang terus bertumbuh, Passpod mantap untuk memperkuat posisinya sebagai penyedia service terlengkap bagi wisatawan dalam perjalanan. Salah satu upaya tersebut dituangkan melalui opsi pendanaan publik. Menurut Hiro, salah satu persyaratan untuk bisa go public bagi perusahaan rintisan adalah terpenuhinya net tangible asset (NTA) perusahaan. Hal tersebut rupanya sudah tercermin dari laporan keuangan Passpod yang kian menunjukkan peningkatan sejak resmi didirikan. “Saat ini kami optimis dengan kondisi finansial yang sehat dan stabil, Passpod bisa menjadi salah satu emiten pilihan investor ritel di Indonesia. Terlebih, sejak berdirinya Passpod, jumlah pelanggan naik sebesar 700 persen atau total 58.500 pelanggan per Juni 2018,” tambah Hiro. Meski terbilang cukup muda, Passpod digawangi oleh jajaran manajemen profesional di bidang telekomunikasi dan teknologi. Beberapa strategi ekspansi Passpod yang diterapkan sejak awal berdirinya antara lain dengan menggandeng agen pariwisata terkemuka seperti Panorama Tours, Dwidaya Tours, JTB dan lainnya.Baca juga:
Ikuti Saran OJK, Ayopop Fokus Jadi Platform Pembayaran Tagihan
Passpod tidak lantas berhenti di perluasan pasar lewat kemitraan namun juga merambah ke pengayaan teknologi dengan meluncurkan aplikasi, penambahan lini bisnis dan menggandeng marketplace terkemuka Blibli.com guna memperluas akses bagi konsumen travel. Terakhir, Passpod juga dipercaya oleh maskapai Garuda Indonesia untuk menjadi mitra penyedia jasa internet bagi pelanggan setianya. Selain itu, guna menambah kenyamanan pelanggannya, Passpod bekerja sama dengan Alfamart di bulan April sebagai titik pengembalian (drop point) modem Passpod yang tersebar di ribuan titik Jabodetabek. Sebagai penyedia perangkat internet 4G, Passpod juga dituntut untuk memenuhi sertifikasi dan standar yang telah ditetapkan pemerintah. “Melalui proses yang lumayan panjang, pada Mei 2018 kami mendapatkan dan menjadi satu-satunya perusahaan yang mendapatkan sertifikasi TKDN dan Postel A/B,” tutup Hiro. Per Januari 2017, Passpod kini menjadi penyedia modem 4G terbesar di Indonesia. Passpod juga terus berinovasi secara konsisten untuk memberikan solusi komunikasi digital yang mudah, hemat dan jangkauan yang luas saat berkeliling antar negara saat traveling. Passpod berkomitmen untuk memberikan jaringan internet 4G yang mudah dan bisa diakses ke lebih dari 68 negara di dunia seperti AS, Singapura, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea dan negara-negara Eropa dan Timur Tengah.