Penutup telinga berjaring terbuka memperlihatkan Open-frame Architecture Sennheiser, yang meminimalkan resonansi dan distorsi. Untuk pengalaman mendengarkan yang optimal, transduser ditempatkan agak miring, sehingga dapat meniru pengaturan loudspeaker monitor pada umumnya.
“Fitur-fitur ini dikombinasikan untuk memungkinkan para profesional di bidang musik dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah penempatan panning apapun dan frekuensi low-end – memastikan mix yang jernih dan master yang sangat halus,” jelas Product Manager Sennheiser, Gunnar Dirks.
Sepasang headphone studio yang bagus menjadi kurang optimal jika tidak nyaman. Maka itu, para engineer Sennheiser berhasil membuat HD 490 PRO menjadi ringan dan ergonomis untuk menghilangkan berbagai titik tekanan termasuk headband yang tidak menekan bagian sensitif di kepala.
“Saat membuat musik, hal terakhir yang Anda inginkan adalah fokus pada kesesuaian headphone. Namun, HD 490 PRO memungkinkan Anda merasakan musik tanpa perlu menggunakan headphone,” kata Landry.
Seperti diketahui, setiap HD 490 PRO mencakup dua set ear pad yang berbeda (mixing dan producing), bersama dengan kabel headphone sepanjang 1,8 m dan lisensi dear VR MIX-SE.
Baca Juga:
Samsung Galaxy Ring Bawa Fitur Pelacakan Kesehatan yang Lebih Nyaman, Kapan Meluncur?
Harga HD 490 PRO mencapai Rp6 jutaan, sementara versi HD 490 PRO Plus dibanderol sebesar Rp7,5 juta sudah mencakup tambahan kabel sepanjang 3 m, transport case, dan tambahan fabric headband pad selain headband velour standar.
“Jika Anda mencari headphone studio yang memberikan transparansi dan lokalisasi luar biasa yang diperlukan untuk menciptakan luar biasa, HD 490 PRO adalah pilihan,” tutup Jimmy Landry.