Technologue.id, Jakarta - Nama Brain Cipher semakin dikenal usai berhasil menarget Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, yang berakibat terganggunya layanan publik, termasuk layanan keimigrasian pada Kamis (20/6).
Serangan siber yang meminta tebusan Rp131 miliar ini bahkan sampai membuat Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen Aptika Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengundurkan diri, menurut pernyataannya di Kantor Kominfo, Kamis (4/7/2024).
Baca Juga:
Serangan Ransomware Brain Cipher Berujung Pengunduran Diri Dirjen Aptika Kominfo
Meskipun Brain Cipher akhirnya merilis kunci data yang disandera, penting untuk memperhatikan betapa mudahnya data pemerintah dibobol oleh peretas. Tidak hanya Brain Cipher, beberapa grup hacker lainnya tercatat pernah menyerang Indonesia.
Berdasarkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tahun 2023, beberapa kelompok peretas yang tercatat aktif menyasar Indonesia antara lain:
LockBit Gang
Grup ini terkenal dengan serangan ransomware, di mana mereka mengenkripsi data korban dan menuntut tebusan untuk melepaskannya. Pada 2022, LockBit Gang dikabarkan bertanggung jawab atas serangan ransomware terhadap PLN.