Technologue.id, Jakarta - Pada bulan-bulan terakhir, Apple, Samsung, dan Verizon telah membatasi penggunaan teknologi ChatGPT dari OpenAI dan Copilot dari Microsoft.
Laporan dari The Wall Street Journal dan Mark Gurman dari Bloomberg mengonfirmasi pembatasan ini. Meskipun demikian, larangan ini sebenarnya adalah sebuah peringatan yang serius bagi industri teknologi.
Selain perusahaan-perusahaan tersebut, bank-bank seperti Bank of America, Citi, Deutsche Bank, Goldman Sachs, Wells Fargo, dan JPMorgan juga terpengaruh oleh larangan ini. Hal ini disebabkan oleh potensi kebocoran data rahasia yang dapat terjadi.
Baca Juga:
Waspada Penipuan ChatGPT, Ada Jebakan Unduh Malware
Meskipun kebijakan privasi ChatGPT secara eksplisit mengklaim bahwa permintaan pengguna dapat digunakan untuk melatih modelnya hanya jika pengguna tidak memilih untuk keluar dari opsi tersebut, kekhawatiran akan kebocoran data tetap muncul.
Bahkan, pada bulan Maret lalu, bug di ChatGPT telah mengungkapkan data dari pengguna lain.
Perlindungan Data dalam Layanan Pelanggan dan Industri Kreatif
Salah satu manfaat utama dari teknologi ini adalah penggunaannya dalam layanan pelanggan. Perusahaan menggunakan AI untuk menyediakan layanan pelanggan yang lebih efisien guna mengurangi biaya operasional.
Baca Juga:
Cara Mencegah Malware ChatGPT Palsu Meretas Akun Pengguna dan Bisnis
Namun, dalam rangka menjalankan layanan pelanggan, pelanggan harus memberikan rincian informasi mereka, yang terkadang bersifat pribadi atau sensitif. Pertanyaannya adalah, bagaimana perusahaan dapat menjamin keamanan bot layanan pelanggan mereka?
Masalah ini tidak hanya berlaku dalam layanan pelanggan. Misalnya, jika Disney memutuskan untuk menggunakan AI dalam menulis film-film Marvel mereka, apakah ada kemungkinan bocornya spoiler-spoiler penting yang dapat merusak pengalaman menonton bagi penggemar?