Technologue.id, Jakarta - Musim liburan adalah hal yang paling dinantikan oleh setiap masyarakat, begitupun di Indonesia. Beragam etnis dan budaya yang ada menyebabkan banyaknya perayaan hari besar seperti Idul Fitri, Natal, termasuk Imlek yang jatuh pada tanggal 1 Februari 2022. Menjelang hari perayaan Imlek, terdapat serangkaian tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia.
Kebiasaan masyarakat Tionghoa di Indonesia dalam menyambut hari perayaan Imlek diawali dengan membersihkan rumah secara keseluruhan, belanja tahun baru, makan malam bersama dan bertamu ke rumah kerabat yang merayakan imlek, dan tentunya saling memberikan angpao kepada sesama kerabat. Namun, dikarenakan situasi pandemi yang belum mereda telah melahirkan tradisi baru dalam masyarakat.
Seiring perkembangan era digital, budaya angpao, sebagai tradisi yang sangat melekat dengan perayaan Imlek, turut mengalami pergeseran menjadi budaya yang dilakukan secara digital. "Melihat keinginan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang-orang terdekat, khususnya dalam rangka merayakan Imlek, OVO menyadari kebutuhan masyarakat terhadap kemudahan bertransaksi. Salah satunya adalah untuk melakukan transfer angpao secara digital. OVO senang dapat menjadi bagian dari terciptanya kemudahan baru dalam melestarikan budaya yang telah dilakukan secara turun temurun ini," ungkap Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO.
Budaya saling memberikan hadiah atau hampers kepada kerabat pun juga menjadi suatu hal yang banyak mendominasi kegiatan seputar perayaan Imlek. Tren pembelian hampers secara online mulai meningkat sejak awal tahun 2021, dan mencapai puncaknya menjelang perayaan Imlek. Para UMKM ikut menawarkan hampers dengan esensi Imlek, mulai dari makanan berupa kue lapis, kue kering, hingga peralatan rumah tangga.
Salah satunya founder UMKM Kami Paperie, Safemia yang memulai usahanya sejak tahun 2018 di Jakarta melalui online dengan menyediakan jasa pembuatan undangan pernikahan, hangtag, dan stationery lainnya. Salah satunya berupa kertas angpao untuk hari raya Imlek. Safemia menjelaskan "Ketika awal membuka usaha, opsi pembayaran yang tersedia sangat terbatas untuk para konsumen sehingga harus melalui transfer bank. Namun, sekarang dengan adanya opsi pembayaran online melalui OVO telah memberikan kemudahan bertransaksi bagi pembeli yang melakukan pembelian melalui e-commerce."
Hal ini juga diamini oleh Surya, seorang pelaku usaha dan founder House of Bakmi Siantar 88 dari Tangerang. Usaha chinese food restaurant yang telah berdiri sejak tahun 2012 di daerah Poris ikut merasakan adanya peningkatan jumlah pembeli sejak menggunakan OVO. "Awal pandemi masuk di Indonesia, pastinya semua usaha makanan mengalami penurunan pendapatan, termasuk resto kami. Tapi, kami tetap konsisten berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk setiap pelanggan dengan mengikuti setiap aturan dari pemerintah melalui layanan pesan-antar melalui aplikasi online, sehingga pembeli tetap dapat menikmati makanan dengan nyaman di rumah masing-masing. Selain itu, saya juga bergabung menjadi merchant OVO agar dapat memberikan opsi pembayaran non-tunai bagi pembeli, salah satunya pembayaran online melalui QRIS guna memberikan kemudahan pembayaran untuk pelanggan saya. Dengan bergabung sebagai salah satu merchant OVO telah banyak membantu House of Bakmi Siantar 88, baik dalam kemudahan, keamanan, dan kenyamanan bertransaksi baik secara online dan offline," ungkap Surya.
Tumbuhnya transaksi online telah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, baik dari sisi penjual maupun pembeli. Hal ini diperkuat melalui laporan dari Bain & Company, Google dan Temasek report: E-Conomy SEA 2021: Roaring 20s The SEA Digital Decade yang mengungkapkan bahwa 1 dari 3 merchant digital mampu bertahan ketika pandemi karena platform digital . "Untuk itu, OVO menetapkan target dalam memperluas jangkauan dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk semakin mengenal literasi dan pentingnya transaksi digital untuk finansial inklusif. Selain itu, OVO terbukti ampuh memberikan daya tahan UMKM di tengah pandemi dengan menghubungkan 91% UMKM dalam ekosistem OVO dan memberikan peningkatan transaksi harian sebesar 70%," tutup Harumi.