Technologue.id, Jakarta - Ancaman keamanan siber tidak melulu menyerang bisnis skala besar. Namun juga ternyata mengincar usaha kecil atau UMKM berbasis online. Serangan tersebut memanfaatkan dompet digital DANA untuk menjerat korban melalui link palsu.
Modus penipuan ini dialami oleh akun penjual honeybread.preloved di Instagram pada Senin, 27 Mei 2024 lalu. Kala itu dia menerima Direct Messages dari seseorang yang mengaku tertarik membeli celana jeans seharga Rp 130.000.
Baca Juga:
Advance.Ai dan OJK Bahas Strategi Atasi Penipuan di Sektor Keuangan di Indonesia
Dari DM itu, calon pembeli meminta beralih ke layanan pesan WhatsApp untuk melanjutkan transaksi pembelian. Setelah terjadi kesepakatan harga, penipu mengaku mengalami kesulitan mengirim uang (transfer) ke rekening penjual dan mengatakan bakal meneruskan transaksi lewat e-wallet DANA.
Sebelumnya, penjual menyarankan untuk melakukan pembayaran ke Shopeepay. Namun penipu beralasan, DANA hanya satu-satunya layanan pembayaran digital yang bisa diandalkan saat ada masalah teknis.
"Maaf kak itu sudah aku usahain transfer ke situ tapi mental terus. Kakaknya ada ewallet DANA nggak nanti aku transfernya ke situ saja," ujar penipu seperti yang ditampilkan dalam screenshot penjual di media sosial, sebagaimana dikutip dari akun awreceh.
"Kalau lagi trouble biasanya ke DANA doang kak gimana ya?" lanjutnya.
Baca Juga:
Cara Menghindari Modus Penipuan APK di Aplikasi Pesan
Muncul kecurigaan di benak penjual, namun dia masih menanggapi permintaan dari penipu tersebut. Penipu kemudian mengirim bukti tangkapan layar pembayaran telah berhasil dari SMS Banking BRI Business. Dia meminta penjual melakukan konfirmasi penerimaan uang lewat link situs yang diberikan di chat WhatsApp.
"Sudah di transfer kakak, sebelumnya aku transfernya ini lewat pembayaran dari rekening BRI bisnis SMS banking ya kakak. Jadi untuk prosedur penerimaan Dananya kakak hanya perlu konfirmasi saja masukin jumlah pembayaran ke saya untuk menerima Dananya di website BRI bisnis SMS banking terima pembayaran untuk diproseskan masuk ke rekeningnya," lanjut penipu tersebut.
Biaya yang dibayarkan calon konsumen itu belum termasuk biaya ongkir. Dia masih sempat mengatakan akan membayar biaya ongkos kirim saat barang tersebut tiba melalui skema Cash On Delivery (COD).
Melihat keanehan sistem yang disodorkan oleh pembeli itu, penjual produk preloved langsung tegas mengatakan bahwa sistem pembayaran yang benar tidak pernah meminta membuka link dan mengonfirmasi pembayaran.
"Nggak kak sistemnya gak kaya gini. Kalau kakak mau nipu semoga dilancarkan rejekinya ya biar ngga kaya gitu lagi," balas pembeli.
Lucunya, uang pembayaran jeans preloved terlanjur masuk ke penjual tanpa perlu mengirimkan barang.
"Hidup lagi nganggur-nganggurnya tiba-tiba ditransferin duit sama penipu," tulisnya.