Smith menambahkan, Microsoft memiliki serangkaian prinsip yang penting untuk memperlakukan masyarakat dengan adil. Ketika masyaraka menggunakan teknologi ini, mereka memahami bagaimana Microsoft menyediakan bahan-bahan dasar sehingga mereka memanfaatkannya.
“Kami tidak akan mengambil data yang mereka kembangkan untuk diri mereka sendiri dan mengaksesnya untuk bersaing dengan mereka. Kami tidak akan mencoba mengharuskan mereka menjangkau konsumen atau pelanggan mereka hanya melalui toko aplikasi tempat kami mengontrol secara penuh," jelasnya lagi.
Pengumuman pedoman tata kelola AI ini muncul ketika perusahaan Big Tech tersebut mencapai kesepakatan dengan Mistral AI. Hal ini menandakan niat Microsoft untuk mengembangkan pasar AI yang sedang berkembang di luar keterlibatannya dengan OpenAI.
Microsoft telah banyak berinvestasi di OpenAI, pencipta chatbot AI yang sangat populer, ChatGPT. Namun, investasinya sebesar US$13 miliar (€11,9 miliar) saat ini sedang ditinjau oleh regulator di UE, Inggris, dan Amerika Serikat.
Disebut-sebut secara luas sebagai saingan OpenAI yang semakin meningkat, Mistral yang berusia 10 bulan mencapai status unicorn pada bulan Desember setelah bernilai lebih dari €2 miliar, jauh melampaui ambang batas €1 miliar untuk dianggap sebagai unicorn.
Baca Juga:
AWS Prediksi Tren Teknologi Cloud 2024 yang Makin Masif
Kemitraan multi-tahun yang baru ini akan membuat Microsoft memberikan Mistral akses ke platform cloud Azure untuk membantu menghadirkan model bahasa besar (LLM) yang disebut Mistral Large. Langkah ini sejalan dengan komitmen Microsoft untuk membuka infrastruktur AI berbasis cloud.
Seperti diketahui, LLM adalah program AI yang mengenali serta menghasilkan teks dan biasanya digunakan untuk mendukung AI generatif seperti chatbots.