"Pertukaran informasi dan kemampuan antar pelaku kepentingan sangat penting, apalagi untuk menutupi celah overlook jika hanya satu pihak yang melakukan audit forensik," ujarnya.
Menkominfo menyontohkan Amerika Serikat (AS) yang membentuk cyber forensics lab dengan kapasitas analisis malware dan gangguan keamanan siber yang mumpuni. Selain itu, Unit Cyber Security Kementerian Digital Malaysia memfasilitasi berbagai kebutuhan keamanan siber termasuk analisis barang bukti digital.
Menurut Menteri Budi Arie, pemerintah berupaya fokus pada aspek mitigasi dan resiliensi dalam keamanan siber.
“Kita jangan sampai ketinggalan. Mitigasi dan resiliensi menjadi hal yang sangat penting karena fokus utamanya memastikan sesuatu dalam sistem dapat kembali beroperasi dengan baik pascainsiden siber," tuturnya.
Menteri Budi Arie optimis dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor, Indonesia dapat mengembangkan ilmu forensik digital agar dapat menghadirkan ekosistem digital yang lebih baik dan lebih aman kedepannya.
“Karena kita percaya digitalisasi adalah keniscayaan sehingga aspek security dan keamanan menjadi sangat penting, terutama di sektor digital ekonomi karena penipuan dan jenis kejahatan siber apapun adalah musuh-musuh baru kita,” imbuhnya.