Technologue.id, Jakarta - Komunitas luar angkasa dan ilmiah mempunyai harapan yang tinggi terhadap penerbangan Peregrine milik Astrobotic. Misi luar angkasa ini menjadi misi yang penting, yakni mendaratkan kembali sebuah wahana di bulan sejak pelayaran terakhir Apollo pada tahun 1972.
Hanya beberapa jam setelah roket ULA Vulcan Centaur meluncurkan pesawat ruang angkasa Peregrine dari Kennedy Space Center di Florida pada Senin (8 Januari 2024), muncul berita tentang kebocoran propelan “kritis”, yang tampaknya disebabkan oleh kegagalan katup untuk menutup kembali. Ini yang mengakibatkan wahana tersebut hilang peluang untuk mencapai bulan.
Baca Juga:
OpenAI Luncurkan GPT Store, Sediakan Beragam Aplikasi Berbasis AI
Kegagalan mencapai permukaan bulan merupakan kekecewaan tidak hanya bagi Astrobotic, tetapi juga bagi NASA, yang bermitra dengan perusahaan yang berbasis di Pittsburgh untuk misi tersebut, dan berbagai entitas di balik 21 muatan yang dibawa Peregrine, dikutip dari Digitaltrends.
Sejak Senin, Astrobotic telah memberikan update rutin di media sosial, berbagi berita tentang kondisi pesawat luar angkasa Peregrine. Postingan awal memberikan prediksi mengenai masa pakainya, dan jika akurat, Peregrine akan ditutup beberapa hari lalu.
Namun dengan setiap pembaruan, tim Astrobotic, yang tetap optimis dengan situasi ini, telah memperpanjang perkiraan umur pesawat ruang angkasa tersebut. Postingan terbaru, yang dibagikan pada Kamis sore, menyatakan bahwa Peregrine dapat terus beroperasi selama 48 jam lagi, jauh lebih lama dari yang diperkirakan mengingat hilangnya propelan yang terus berlanjut.