Technologue.id, Jakarta - Tahukah Anda bahwa potensi ekonomi digital di Indonesia bisa menembus angka Rp4.531 triliun pada 2030 mendatang?
Tetapi untuk mewujudkan potensi tersebut, Indonesia masih membutuhkan sangat banyak talenta cakap digital, termasuk komputasi awan (cloud computing). Kebutuhannya tidak tanggung-tanggung, 600.000 talenta digital setiap tahunnya.
Karena itu, dibutuhkan komitmen bersama dan upaya berkelanjutan untuk menghadirkan inisiasi-inisiasi yang mampu menjawab kesenjangan talenta digital di Indonesia.
Berdasarkan survei AlphaBeta 2021, sebanyak 59% pekerja digital di Indonesia yang belum memiliki kecakapan di bidang cloud, percaya kemampuan itu akan menjadi persyaratan melakukan pekerjaan mereka di tahun 2025.
Baca juga:
Kupas Tuntas Pemanfaatan Machine Learning di Segala Lini Bisnis Bersama AWS dan Qoala
Di sisi lain, AWS menemukan penelitian lanjutan pada tahun ini yang menunjukkan 17,2 juta dari total karyawan, atau 17% angkatan kerja di Indonesia, masih perlu mengikuti program pelatihan digital. Sementara 98% percaya mereka harus meningkatkan keterampilan digitalnya agar selaras dengan kebutuhan kerja.
AWS Indonesia mempunya misi untuk menjadi tonggak digital di Indonesia melalui talenta dan teknologi. "Untuk menjalankan misi tersebut, ada empat pilar utama di AWS yaitu menjadi rumah yang inklusif bagi para builders, membangun talenta untuk Indonesia, memberikan akses teknologi yang merata, dan mendorong keberlanjutan ekosistem bisnis, komunitas, dan lingkungan," ujar Gunawan Susanto, Country Manager AWS Indonesia, saat pengumuman kompetisi Laptop for Builders di Kota Bandung, Jabar, baru-baru ini.
Kompetisi Bagi Difabel
AWS pun berkomitmen menggelar program pengembangan kompetensi dan kecakapan digital guna memenuhi kebutuhan talenta digital bagi Indonesia. Hingga saat ini, lebih dari 300.000 warga Indonesia telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan perusahaan bekerja sama dengan berbagai pihak.