Technologue.id, Jakarta - Badan Antariksa Eropa meluncurkan roket Ariane 6 untuk pertama kalinya pada Selasa. Peluncuran ini menandai progres yang tengah berjalan usai adanya penundaan hingga perdebatan mengenai pendanaan.
Dengan tinggi roket 56 meter (184 kaki), roket tanpa awak terbaru meninggalkan landasan peluncuran di Guyana Prancis sekitar pukul 16.00 waktu setempat (19:00 GMT) pada Selasa.
“Propulsi dan lintasannya hanya nominal,” kata direktur peluncuran misi tersebut dalam gambar langsung yang disiarkan ke kantor pusat Badan Antariksa Eropa di Paris, di mana para karyawan bersorak dan bertepuk tangan atas lepas landas tersebut.
Baca Juga:
Selain Brain Cipher, 3 Grup Hacker Ini Pernah Serang Indonesia
Peluncuran dilanjutkan setelah pemeriksaan menunjukkan “masalah kecil” dalam sistem akuisisi data, yang menunda waktu peluncuran selama satu jam, dikutip dari Aljazeera.
Misi perdana ini bukanlah penerbangan komersial, tetapi merupakan uji coba, di mana jika semuanya berjalan baik, Badan Antariksa Eropa akan mengerahkan beberapa satelit dan eksperimen dari lembaga, perusahaan, dan universitas Eropa.
Ariane 6 dikembangkan dengan perkiraan biaya 4 miliar euro (USD4,3 miliar) oleh ArianeGroup, yang dimiliki bersama oleh Airbus dan Safran. Kemunculan roket ini yang semula dijadwalkan pada tahun 2020, telah berulang kali tertunda.