Menurutnya, jika merger terjadi dan hanya tersisa 3 pemain, perlu diantisipasi oligopoli yang akan berdampak pada kerugian di sisi konsumen, baik dari segi harga maupun kualitas layanan.
"Dalam kajian yang dilakukan Kementerian Kominfo memang industri telekomunikasi seluler hanya pas untuk 3-4 pemain saja. Saat ini ada empat pemain dari proses seleksi alam dan aksi korporasi dalam bentuk merger maupun akuisisi," jelasnya.
Ia mengamati, bisnis telekomunikasi yang infrastructure heavy berbeda dibanding 10-15 tahun lalu. "Yang membangun operator telekomunikasi, yang menikmati OTT seperti Meta, Google, Netflix dan sebagainya. Pertumbuhan rata-rata sudah di bawah 10 persen. Sehingga, tidak semua operator untung. Yang ini membuat bahwa merger atau akuisisi tidak bisa dihindari," tuturnya.