Technologue.id, Jakarta - Inggris dan Amerika Serikat (AS) menuduh China melakukan kampanye global serangan dunia maya yang “berbahaya” dalam operasi gabungan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dua negara tersebut mengungkap spionase Beijing.

Inggris secara terbuka menyalahkan China karena menargetkan pengawas Komisi Pemilihan Umum dan berada di belakang kampanye “pengintaian” online yang ditujukan pada akun email anggota parlemen dan rekan-rekannya, dikutip dari Standard.

Mata-mata China kemungkinan besar akan menggunakan rincian yang dicuri untuk menargetkan para pembangkang dan pengkritik pemerintahan Xi Jinping di Inggris, menurut badan intelijen Inggris. Para pejabat AS mengatakan kelompok peretas APT31 menghabiskan lebih dari satu dekade menargetkan data sensitif politisi, jurnalis, akademisi, pembangkang, dan perusahaan-perusahaan Amerika.

“Operasi peretasan global yang produktif”, yang didukung oleh pemerintah Tiongkok, berupaya untuk “menindas kritik terhadap rezim Tiongkok, mengkompromikan lembaga-lembaga pemerintah, dan mencuri rahasia dagang,” kata Wakil Jaksa Agung AS Lisa Monaco.

Baca Juga:
Tak Perlu Koneksi Internet, Ini Rekomendasi 3 Game Seru di iPhone

Para peretas mengirim lebih dari 10.000 email “jahat” ke target untuk mendapatkan akses ke informasi pribadi, kata jaksa AS, seraya menambahkan bahwa para penjahat tersebut mengancam akan “merusak demokrasi dan mengancam keamanan nasional kita”.

Inggris mengatakan peretas yang terkait dengan Beijing berada di balik serangan terhadap Komisi Pemilihan Umum yang mengungkap data pribadi 40 juta pemilih, serta 43 individu termasuk anggota parlemen dan rekan sejawatnya.