Pada acara ini, Huawei juga mengumumkan Huawei SmartDesign, yang kini dilengkapi fitur baru untuk mewujudkan visi pembangkit listrik tenaga surya PV. Fitur ini menawarkan desain 3D penuh yang dirancang untuk menghasilkan output maksimal, kinerja tinggi, dan operasi yang efisien.
Jin Song menambahkan bahwa pendekatan strategis Huawei Digital Power dalam mendukung transisi Indonesia, dari negara dengan emisi karbon tinggi menuju emisi rendah, melibatkan integrasi empat teknologi utama, yaitu teknologi digital (Bit), teknologi daya elektronik (Watt), teknologi manajemen termal (Heat), dan teknologi manajemen sistem penyimpanan energi (Battery). Keempat teknologi ini disebut sebagai teknologi "4T".
“Kolaborasi kami dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama mitra strategis merupakan wujud peran aktif kami dalam mendorong transisi energi terbarukan di Indonesia dan mengurangi emisi karbon, dalam upaya memberikan manfaat jangka panjang bagi industri, masyarakat, dan lingkungan. Kami senang dapat menjadi bagian dari lompatan besar dalam perjalanan energi terbarukan di Indonesia,” ujar Jin Song.
Selain dikenal sebagai penyedia infrastruktur TIK dan perangkat pintar global, Huawei Digital Power juga merupakan pemimpin dalam pasar global industri solar PV inverter. Huawei juga menjadi yang terdepan dalam industri UPS dan pusat data prefabrikasi.
Menurut data dari International Energy Agency (IEA), persentase penggunaan tenaga surya di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Selain itu, dengan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai masyarakat yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, teknologi tenaga surya – sebagai bentuk energi terbarukan yang paling matang dan terjangkau – akan membuka lebih banyak peluang bagi berbagai industri dan ekosistem.
Diperkirakan bahwa pada tahun 2050, tenaga surya akan menjadi sumber listrik utama. Sebagai salah satu pemain utama di industri ini, Huawei berharap kontribusinya dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.