Sebagai contoh, jika beberapa foto pertandingan sepak bola memiliki watermark Getty, AI akan menginterpretasikan watermark tersebut sebagai aspek integral dari foto sehingga watermark akan tetap muncul dalam produk akhir dari proses penghasilan gambar. Getty menyertakan beberapa contoh watermark yang terdistorsi dalam gugatan tersebut.
Dalam gugatan tersebut, Getty juga mengklaim bahwa Stability AI telah mengetahui bahwa AI generator gambar milik mereka menciptakan watermark Getty yang terdistorsi ini dan bahkan watermark lainnya, "namun mereka tetap tidak memperbarui modelnya untuk mencegah hal itu terjadi."
Getty bukanlah yang pertama kali menuntut perusahaan AI generator gambar atas dugaan pelanggaran hak cipta. Tiga seniman juga telah mengajukan gugatan perwakilan kelompok (class action) terhadap Stability AI, serta sesama perusahaan AI generator gambar Midjourney dan DeviantArt, atas klaim bahwa AI generator gambar mereka melanggar undang-undang hak cipta.
Baca Juga:
Google Cloud Guyur Investasi Rp4,5 Triliun ke Startup AI
Sementara itu, Stable Diffusion 2 telah hadir dengan performa yang jauh lebih baik dalam hal tidak mereproduksi watermarks. Namun, AI versi awal yang lebih rentan mereproduksi watermarks masih tersedia dan dapat diakses di internet.
Dikutip dari Bloomberg, Stability AI berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar $101 juta dari perusahaan modal ventura besar, dan sekarang perusahaan tersebut telah bernilai 1 miliar dollar. Getty menyatakan bahwa keberhasilan ini dapat dicapai “berkat” materi berhak cipta Getty dan jutaan materi berhak cipta lainnya.