Drone dapat melakukan lebih dari sekadar menyemprotkan bahan kimia. Beberapa di antaranya dapat menganalisis lahan untuk mencari gulma, memeriksa tingkat kelembapan, menilai tanda-tanda serangan hama, menyarankan perencanaan lapangan, menentukan kesehatan tanaman, dan bahkan membuat peta nutrisi dari tanaman yang sedang tumbuh.
Kendati demikian, membeli drone bukanlah usaha yang mudah, bahkan bagi petani yang memiliki kondisi finansial yang baik, dan menyewakannya juga penuh dengan risiko. Drone bertenaga baterai berharga setara dengan USD8.000, sedangkan drone bertenaga bensin berharga sekitar USD15.000 dan ada juga biaya asuransi serta kerusakan yang perlu dipertimbangkan.
Baca Juga:
Pre-order Apple Vision Pro Mulai Tersedia di AS, Ini Harganya
Karena biaya-biaya ini, drone masih menjadi bagian dari industri yang baru lahir di negara ini, dan penggunaannya relatif lambat. Hingga bulan November, terdapat sekitar 13.000 drone yang terdaftar di negara tersebut, namun tidak semuanya digunakan untuk pertanian.
Hilangnya pekerja petani membuat penyedia layanan drone untuk memberikan pelatihan para pekerja untuk mengendalikan drone, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan akibat transisi ini. Meskipun demikian, terdapat tantangan yang dihadapi karena buruh tani berada pada tingkat terbawah dalam jenjang literasi, dan mengoperasikan drone memerlukan pelatihan yang tepat dan persetujuan lisensi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, badan pemerintah yang bertugas mengatur penerbangan sipil di India.