Technologue.id, Jakarta - Dalam kasus ransomware yang beberapa waktu belakangan ini terjadi, ketika peretasan sudah terjadi, publik hanya bisa menunggu langkah pemulihan yang tampaknya mengalami kebuntuan.

Selama lebih kurang dua pekan, data yang terenkripsi mengakibatkan terganggunya layanan publik. Hingga Brain Cipher, kelompok peretas yang bertanggungjawab pada kejadian ini memberikan kuncinya secara gratis.

Menurut pakar keamanan siber, Pratama Persadha backup merupakan suatu hal yang mendasar dalam sebuah data center, bahkan sebuah data center bisa saja memiliki lebih dari satu lokasi backup untuk meyakinkan layanan yang dijalankan tidak terganggu jika ada gangguan.

Baca Juga:
Apple Keluarkan Peringatan Spyware iPhone di Hampir 100 Negara

"Desain PDN seperti yang direlease oleh Kominfo serta BSSN sebetulnya sudah ideal jika memang implementasi serta pengelolaannya sesuai dengan desain tersebut, karena saat ini meskipun di desain PDN sudah ada proses replikasi antara PDNS 1 dan PDNS 2 serta proses backup dari tiap-tiap PDNS ke ColdSite di Batam, namun kenyatannya proses replikasi tidak berjalan karena seharusnya begitu PDNS 2 mengalami gangguan, maka PDNS 1 akan mengambil alih kemudian data di PDNS 2 akan dipulihkan dari Coldsite," jelas Pratama.

Data yang disimpan di ColdSite sendiri ternyata tidak seluruh data yang dimiliki oleh PDNS 2 namun hanya sekitar 2% dari keseluruhan data di PDNS.

"Selain sistem replikasi dan backup, yang perlu dilakukan kembali adalah memastikan infrastruktur yang dipergunakan benar-benar sesuai dengan spesifikasi dari sebuah data center tier IV baik dari catuan listrik, pendinginan sampai pengamanan fisik berupa akses lokasi serta pemadam api," terangnya.