Technologue.id, Jakarta - Apple Vision Pro menjadi perbincangan hangat ketika headset itu diluncurkan dengan harga USD3.499 atau sekitar Rp55 jutaan. Harganya jauh di atas perangkat headset buatan Meta, Quest 3, yang harganya hanya USD499 atau sekitar Rp8,1 jutaan.
Tampaknya Apple menyadari bahwa harga yang terlampau tinggi akan berkorelasi pada minimnya minat pembeli untuk memiliki perangkat headset canggih itu. Di samping itu, publik telah melihat ulasan yang kurang baik terhadap perangkat dan sebagian menilai headset tersebut tidak cukup fantastis untuk membenarkan harganya yang begitu mahal.
Apple tampaknya mengubah rencana VR/AR-nya, dengan fokus pada headset yang lebih murah dibandingkan headset kelas atas Vision Pro. Jika Apple ingin tetap bertahan dalam dunia VR/AR, ini jelas merupakan langkah cerdas yang harus dilakukan perusahaan.
Ketika berita pertama kali muncul tentang Apple yang menunda Vision Pro 2, Mark Gurman dari Bloomberg mengatakan Apple seharusnya sedang mengerjakan model yang lebih murah, tetapi perusahaan itu "masih bingung bagaimana cara menurunkan biayanya".
Baca Juga:
Motorola Rilis Ponsel Lipat Terbaru pada 25 Juni, Intip Spesifikasinya
Menurut The Information, hal ini masih menjadi masalah. Apple "telah berjuang menemukan cara untuk memangkas biaya model tanpa kehilangan terlalu banyak fitur utama," dikutip dari Laptopmag.
Informasi melaporkan bahwa Apple bekerja sama dengan perusahaan Tiongkok, Seeya Technology, untuk membuat layar yang lebih murah, tetapi "Orang yang terlibat dalam produksinya mengatakan Seeya sejauh ini kesulitan untuk memenuhi standar Apple dan upaya tersebut mungkin gagal".