Untuk sementara, Tiongkok melihat peluang pertumbuhan potensial pada produk memori kelas bawah, khususnya untuk perangkat edge AI seperti kendaraan otonom, ponsel pintar berkemampuan AI, dan komputer pribadi. Pada tahun 2025, permintaan terhadap aplikasi edge AI diperkirakan akan mendorong sekitar 20% pertumbuhan pendapatan industri.
Tantangan Eksternal
Ambisi Tiongkok di sektor semikonduktor juga dibatasi oleh faktor eksternal, termasuk potensi pembatasan lebih lanjut dari AS, Jepang, dan Belanda dalam pengembangan chip HBM.
Ekspansi Strategis di Tengah Sanksi AS
Menanggapi kekhawatiran akan sanksi AS yang lebih besar, perusahaan semikonduktor Tiongkok, termasuk SMIC dan Hua Hong Semiconductor Group, meningkatkan kapasitas mereka. Investasi difokuskan pada chip lama yang digunakan dalam aplikasi seperti kendaraan dan elektronik konsumen.
Baca Juga:
China Patungan Investasi Raksasa Kembangkan Chipset Mandiri
Dampak Ekonomi dan Pasar
Upaya ekspansi ini telah menghasilkan lonjakan signifikan dalam penjualan peralatan pabrik chip semikonduktor di Tiongkok, yang mengalami peningkatan sebesar 48% tahun lalu dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan di seluruh dunia yang hanya 1%. Sementara itu, impor sirkuit terpadu (IC) Tiongkok turun sebesar 10,8% secara volume dan 15,4% dalam nilai.
Tiongkok secara strategis memperluas kapasitas semikonduktornya untuk memitigasi dampak sanksi AS dan mengurangi ketergantungan pada impor. Meskipun pertumbuhan pesat membawa risiko kelebihan kapasitas, kebijakan domestik dan upaya swasembada memberikan keuntungan yang signifikan, sehingga menempatkan Tiongkok sebagai pemain tangguh di pasar semikonduktor global.