Technologue.id, Jakarta – Tak cuma Play Store, ternyata Google kecolongan di toko aplikasinya yang lain. Melansir Eweek.com (02/02/2018), Chrome Web Store yang menyuplai peramban Chrome ternyata mengandung 89 ekstensi berbahaya. Untungnya, extension jahat itu sudah dihapuskan dari Chrome Web Store. Tak berhenti di sana, Google juga telah menonaktifkan ekstensi tersebut agar tidak berjalan di 420 ribu perangkat yang menjalankan ekstensi terinfeksi malware tersebut dalam Google Chrome-nya.
Baca juga:
Chrome 64 Bisa Cegah Iklan yang Membuka Tab Baru
Temuan ini bermula dari temuan Trend Micro terkait ekstensi browser yang menginjeksi iklan dan tool cryptocurrency-mining ke situs-situs yang dikunjungi para korban. Indikasi serangan dari Droidclub, sebagaimana ekstensi ini disebut, adalah munculnya iklan-iklan yang berasosiasi ke situs porno. Dalam blog resminya (01/02/2018), perusahaan keamanan itu menyatakan bahwa ekstensi browser itu juga mengandung kode keylogging untuk merekam semua aktivitas yang dilakukan user selama berselancar di internet, mulai dari aktivitas scrolling sampai klik mouse. Kode ini bisa saja dimanfaatkan para penjahat siber untuk mencuri data sensitif yang di-input user selama browsing, misalnya nomor kartu kredit, alamat email, dan nomor ponsel.Baca juga:
Google Buang 60 Games di Play Store, Apa Alasannya?
Ini bukan kali pertama Chrome Web Store teracuni. Awal tahun ini, ICEBRG melaporkan adanya empat extension Chrome berbahaya yang telh diunduh lebih dari 500 ribu kali. Malwarebytes turut mengabarkan temuan serupa di bulan yang sama terkait aplikasi tambahan untuk Google Chrome dari third-party berbahaya, yang ternyata juga ditemukan di Mozilla Firefox.Baca juga:
700.000 Aplikasi Dimusnahkan dari Play Store Selama 2017, Kenapa?
Kasus di Play Store juga tak kalah memilukan. Selama 2017, Google telah memusnahkan 700 ribu aplikasi yang dinilai melanggar kebijakan yang telah diterapkan, contohnya karena isi konten yang tidak sesuai hingga indikasi adanya malware di dalamnya. Pun di awal 2018, yang menjadi momen dihapusnya 60 game dari toko aplikasi kompetitor Apple App Store itu karena mengusung bug yang dapat menampilkan iklan porno dalam game.