4. Fitur kalah lengkap Ketika platform mobile belakangan berlomba-lomba untuk memanjakan lebih secara visual (contohnya Snapchat dan Instagram yang menghadirkan Stories dan Facebook dan Twitter yang punya live streaming), Path masih bertahan dengan stretegi "konvensionalnya". Pergeseran konsumsi konten visual yang lebih besar ini yang bisa jadi membuat user malas mengunggah kontennya di Path dan lebih memilih untuk mengunggahnya ke platform lain. Memang, sudah ada Path Explore yang lebih kurang serupa dengan tab Explore di Instagram, tetapi user perlu mengubah profilnya dulu menjadi publik. Contohnya, dengan menonaktifkan opsi "Only friends can find me" dan mengaktifkan fitur followers. Kalah praktis ketika di Instagram Anda tinggal memastikan profil Anda terbuka untuk publik untuk sekadar "ditemukan" oleh user lainnya.
Baca juga:
Jauh Sebelum Digosipkan Tutup, CEO Path Ingin Rombak Platformnya