Technologue.id, Jakarta - YouTube mengembangkan fitur Rasio Tontonan Melanggar (Violative View Rate atau VVR) untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam melindungi penonton.
Dengan teknologi ini, sekarang platform berbasis video itu dapat mendeteksi 94% dari semua konten yang melanggar di YouTube dengan pelaporan otomatis. Dari seluruh jumlah tersebut, 75% di antaranya bahkan dihapus sebelum 10 kali ditonton.
Baca Juga:
YouTube Uji Coba Sembunyikan Jumlah Dislike
Menurut YouTube, VVR membantu mereka mengetahui persentase penayangan di YouTube yang berasal dari konten yang melanggar kebijakan.
"Tim kami mulai melacaknya pada tahun 2017, dan di seluruh perusahaan; ini adalah metrik utama yang digunakan untuk mengukur upaya pemenuhan tanggung jawab kami," kata Jennifer Flannery O'Connor, Director, YouTube Trust & Safety dalam keterangan resminya yang diterima Technologue.id, Rabu (7/4/2021).
Seiring dengan upaya memperluas investasi pada sumber daya manusia dan teknologi, anak perusahaan Google itu telah melihat turunnya angka VVR. VVR terbaru kini sebesar 0,16-0,18%, yang berarti dari setiap 10.000 penayangan di YouTube, 16-18 penayangan berasal dari konten yang melanggar.
Baca Juga:
Detik-detik Siaran Langsung YouTube Penembakan Massal di King Soopers Boulder
VVR turun lebih dari 70% jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2017, sebagian besar berkat investasi mereka dalam machine learning. Untuk selanjutnya, mereka akan memperbarui VVR setiap tiga bulan di Laporan Penegakan Pedoman Komunitas.
"Data VVR memberikan informasi tentang cara kami melindungi komunitas kami. Kami yakin VVR adalah cara terbaik bagi kami untuk memahami pengaruh konten berbahaya pada penonton, dan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan," lanjutnya.