Technologue.id, Jakarta - Xiaomi mengambil sikap tegas terhadap korupsi dengan memecat dua manajer umum regional di Departemen Bisnis Internasionalnya. Mantan manajer umum di Amerika Latin, Chen Bingxu, dituduh meminta suap, menerima hadiah mahal, dan menikmati hiburan mewah yang didanai oleh mitra bisnis.
Sementara mantan manajer umum Eropa Barat, Owen, dituduh mengarang kesepakatan outsourcing yang melibatkan sejumlah besar uang. Kedua eksekutif tersebut dilaporkan merupakan tokoh kunci dalam mendorong ekspansi Xiaomi ke luar negeri.
Baca Juga:
Perangkat Xiaomi, Redmi, dan Poco yang Mendapatkan Update Android 15
Tindakan tegas Xiaomi yakni pemecatan Chen Bingxu, kehilangan opsi saham, dan wajib memberi kompensasi kepada perusahaan atas kerugian finansial. Dalam kasus Owen, tidak hanya dipecat, perusahaan juga telah memulai proses hukum, baik dengan tuntutan pidana maupun ganti rugi perdata.
Pendekatan 'Zero Toleransi' perusahaan terhadap korupsi memberikan pesan yang jelas kepada karyawannya di seluruh dunia. Hal ini sangat penting mengingat Xiaomi saat ini sedang berjuang melawan Samsung dan Apple untuk mendominasi pasar di Eropa, dan Amerika Latin.
Baca Juga:
Hasil Jualan Mobil Listrik, Xiaomi Raih Laba Bersih US$897,6 Juta
Berdasarkan laporan Canalys, Xiaomi mengirimkan 5,3 juta unit pada Q1 2024, menguasai 15,3% pangsa pasar. Ini mewakili pertumbuhan perusahaan sebesar 45% tahun-ke-tahun yang mengesankan. Sementara di pasar Eropa, Xiaomi telah mengamankan posisi ketiga dengan pangsa pasar 16% pada Q1 2024.