SHARE:
Technologue.id, Jakarta – Kendati sudah dua tahun lebih umurnya, Clash Royale ternyata tetap menjadi satu dari sedikit game mobile terpopuler sejagat. Hal itu dapat dilihat dari perolehan revenue yang terbilang tinggi.
Baca juga:
Hadir di Asian Games Pertama Kali, eSports Kompetisikan 6 Game
Bayangkan saja, Sensor Tower memperkirakan ada US$1,5 juta (Rp22 miliaran) per harinya masuk ke kantong Supercell. Revenue ini merupakan perhitungan rata-rata harian di bulan Agustus. Puncaknya disebut ada pada tanggal 4 Agustus 2018. In-app purchasing yang masuk di tanggal tersebut hampir US$4 juta (Rp59 miliaran).Baca juga:
Tergiur Market Besar, Pengembang Mobile Legends Bangun Kantor di Sini
Berdasarkan keterangan resmi Sensor Tower (05/09/2018), jumlah itu lebih banyak daripada rerata Juli 2018 yang "hanya" US$1,2 juta (Rp17 miliaran) per hari. Total, mereka diestimasikan meraup US$2,2 miliar (Rp32 triliunan) sejak launching perdana. Dengan perolehan ini, game kombinasi antara tower defense, MOBA, dan koleksi kartu ini telah menjadi game multi-miliar dolar Supercell, menemani Clash of Clans (CoC). Bahkan, Clash Royale bisa disebut lebih baik daripada CoC karena dalam kurun waktu setahun, mereka meraup revenue yang hampir lima kali lipat lebih banyak dari CoC.Baca juga:
Arena of Valor Segera Tiba di Nintendo Switch
Popularitas Clash Royale juga kian tak terbendung, terbukti dari terpilihnya game ini sebagai satu dari enam game yang dipertandingkan di cabang eSports perdana di Asian Games tahun ini. Clash Royale pun bersanding dengan Arena of Valor (AoV), Hearthstone, League of Legends, Pro Evolution Soccer, dan StarCraft II di momen bersejarah tersebut.