Technologue.id, Jakarta - Mencari teman atau pasangan melalui aplikasi kencan online menjadi hal lumrah di era digital seperti ini. Tak sedikit pasangan yang menemukan jodoh lalu menikah karena dipertemukan melalui aplikasi kencan tersebut.
Ada banyak alasan mengapa seseorang mencoba mencari jodoh lewat aplikasi kencan. Bukan berarti putus asa, melainkan memang tidak ada salahnya untuk berkenalan dengan orang baru.
Namun mencari pasangan melalui aplikasi di internet bak pisau bermata dua. Bisa menguntungkan, tapi di sisi lain bisa juga merugikan. Tak menutup kemungkinan ada oknum kejahatan siber yang memanfaatkan peluang untuk menyerang lawan bicara.
Baca Juga:
Tinder Menghadirkan Kembali Kencan Buta dengan Pengalaman dalam Aplikasi Terbaru
Sean Duca, Vice President and Regional CSO for Asia Pacific & Japan Palo Alto Networks, membeberkan secara detail mengenai aplikasi kencan online, mulai dari risiko siber yang dihadapi pengguna aplikasi kencan online hingga trik jitu menghadapi serangan siber tersebut.
Berikut tim Technologue.id hadirkan dalam wawancara eksklusif seperti di bawah ini:
Kejahatan siber apa saja yang mengintai aplikasi kencan online?
a. Pengguna aplikasi online dating (kencan online) yang terus meningkat dan perkembangan teknologi yang digunakan (seperti contohnya fitur geolocation) membuat penggunanya dihadapkan dengan risiko kejahatan siber, pencurian identitas, pencurian data pribadi dan kejahatan finansial.
b. Selain berpotensi mengungkapkan alamat email, foto pribadi, serta riwayat pesan teks dan obrolan pribadi, jika diinginkan pihak berwajib atau peretas dapat mengakses foto-foto para akun pengguna aplikasi yang berdekatan selama berinteraksi setiap harinya.
c. Beberapa risiko siber yang dihadapi pengguna aplikasi kencan online meliputi:
■ Pengelabuan Serangan
● Phishing (serangan pengelabuan) merupakan modus ancaman siber yang saat ini paling banyak digunakan, di mana penyerang mencoba mengelabui pengguna agar mengklik tautan berbahaya atau mengunduh file yang telah disusupi malware.
● Dalam Laporan Respon Insiden 2022, Unit 42 oleh Palo Alto Networks mengungkapkan bahwa phishing merupakan salah satu dari tiga aksi teratas yang sering dilakukan oleh pelaku kejahatan siber, ‘menyumbang’ sebesar 70% kejadian serangan siber yang dipantau oleh tim Incident Response pada 2021.
Malware
● Malware, yang merupakan kependekan dari "malicious software", merupakan istilah umum untuk virus, Trojan, atau program komputer perusak lainnya yang digunakan pelaku ancaman untuk menginfeksi sistem agar bisa mendapatkan akses ke informasi sensitif.
■ Penipuan Finansial
● Romance scammers atau para penipu asmara online melancarkan modusnya dengan membuat profil palsu di situs dan aplikasi kencan online atau menghubungi korbannya melalui situs media sosial populer. Para scammer membangun hubungan dengan korbannya untuk membangun kepercayaan, melalui obrolan intens yang dilakukan secara teratur dalam kurun waktu tertentu. Kemudian, mereka akan memanipulasi psikologis korban dengan memanfaatkan simpati dan mengarang cerita sedih untu mendapatkan uang dari korbannya.