Technologue.id, Jakarta - Perlindungan otentikasi dua faktor (2FA) mulai diragukan setelah pelaku kejahatan dunia maya mengembangkan metode canggih untuk melancarkan serangan. Pelaku kejahatan siber menggabungkan phishing dengan bot OTP otomatis untuk menipu pengguna dan mendapatkan akses secara tidak sah ke akun mereka.
Menurut laporan Kaspersky, penipu telah mengembangkan cara untuk mengelabui pengguna agar mengungkap OTP ini, sehingga memungkinkan mereka melewati perlindungan 2FA. Bot OTP adalah alat yang digunakan oleh penipu untuk mencegat OTP melalui teknik rekayasa sosial.
Penyerang biasanya berusaha mendapatkan kredensial login pengguna melalui phishing atau kebocoran data, kemudian login ke akun tersebut, sehingga memicu OTP untuk dikirimkan ke ponsel pengguna.
Baca Juga:
Perkuat CyberSecurity, Kaspersky Next Gabungkan Kekuatan EDR dan XDR
Setelah itu, bot OTP akan menelepon pengguna, berpura-pura menjadi perwakilan dari organisasi tepercaya, dan menggunakan dialog yang telah ditentukan sebelumnya untuk membujuk korban agar membagikan OTP tersebut. Terakhir, penyerang menerima OTP melalui bot dan menggunakannya untuk mendapatkan akses ke akun korban.
Para penipu online ini lebih memilih panggilan telepon daripada pesan karena panggilan meningkatkankemungkinan korban merespons dengan cepat. Bot dapat meniru nada dan urgensi panggilan yang sah, sehingga membuatnya lebih meyakinkan.
Penipu mengelola bot OTP melalui panel online khusus atau platform pengiriman pesan seperti Telegram. Bot ini hadir dengan berbagai fitur dan paket berlangganan. Mereka dapat disesuaikan untuk meniru organisasi yang berbeda, menggunakan berbagai bahasa, dan bahkan memilih antara suara laki-laki dan perempuan. Opsi lanjutan mencakup spoofing nomor telepon, yang membuat ID penelepon tampak seolah-olah berasal dari organisasi yang sah.
Sebelum menggunakan bot OTP, penipu harus mencuri kredensial korban. Mereka sering menggunakan situs web phishing yang terlihat seperti halaman login resmi bank, layanan email, atau akun online lainnya. Saat korban memasukkan nama pengguna dan kata sandinya, penipu menangkap informasi ini secara real-time.
Baca Juga:
Studi Baru Kaspersky Ungkap Eksperimen Kejahatan Dunia Maya AI di Dark Web
Penelitian Kaspersky menunjukkan dampak signifikan dari serangan bot phishing dan OTP ini. Dari tanggal 1 Maret hingga 31 Mei 2024, produk perusahaan mencegah 653.088 upaya mengunjungi situs yang dihasilkan oleh perangkat phishing yang menargetkan sektor perbankan, yang datanya sering digunakan dalam serangan dengan bot OTP. Pada periode yang sama, teknologi Kaspersky mendeteksi 4.721 halaman phishing yang dihasilkan oleh kit yang bertujuan untuk melewati otentikasi dua faktor secara real-time.
"Rekayasa sosial bisa menjadi sangat rumit, terutama dengan penggunaan bot OTP yang dapat meniru panggilan nyata dari representatif layanan atau organisasi yang sah. Penting untuk tetap waspada dan mengikuti praktik keamanan terbaik,” kata Olga Svistunova, pakar keamanan di Kaspersky.