Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Waspada Penipuan Undangan Vaksin via Email
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Para pelaku kejahatan siber terus mencari cara baru untuk mencuri data pengguna. Menurut laporan terbaru Kaspersky, "Spam and Phishing in Q1 2021", para pelaku kejahatan siber terus mengeksploitasi tantangan epidemiologi tersebut - dan kali ini, berfokus pada proses vaksinasi.

"Para pelaku kejahatan siber masih secara aktif memanfaatkan tema COVID-19 untuk memikat calon korban. Saat program vaksinasi virus Corona telah diluncurkan, pelaku spam telah mengadopsi proses tersebut sebagai umpan," ujar Tatyana Shcherbakova, pakar keamanan di Kaspersky.

Baca Juga:
Waspada! Marak Penipuan Berkedok Akun Bank Resmi

Pakar Kaspersky menemukan berbagai jenis halaman phishing yang telah didistribusikan ke seluruh dunia. Selain email spam, penerima juga diundang untuk mendapatkan vaksin, berpartisipasi dalam mengikuti survei, atau mendiagnosis COVID-19.

Misalnya, beberapa pengguna dari Inggris Raya menerima email yang tampaknya berasal dari Layanan Kesehatan Nasional negara tersebut. Penerima diundang untuk divaksinasi, setelah terlebih dahulu mengkonfirmasi kemauan mereka untuk divaksinasi dengan mengikuti tautan.

Untuk membuat janji vaksinasi, pengguna harus mengisi formulir dengan data pribadinya, termasuk detail kartu bank. Akibatnya, mereka menyerahkan data pribadi dan finansial mereka kepada para penipu online.

Cara lain untuk mendapatkan akses ke data pribadi pengguna adalah melalui survei vaksinasi palsu. Para penipu online mengirim email atas nama perusahaan farmasi besar yang memproduksi vaksin COVID-19, mengundang penerima untuk mengikuti survei singkat.

Baca Juga:
Pelanggan Telkomsel Diminta Waspada Penipuan Berhadiah

Semua peserta akan dijanjikan hadiah atas partisipasi mereka dalam survei. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, korban dialihkan ke halaman dengan kedok "hadiah".
Untuk menerima hadiah, para pengguna diminta untuk mengisi kelengkapan formulir dengan informasi pribadi. Dalam beberapa kasus, para penipu online ini akan meminta pembayaran sejumlah token, untuk pengiriman.

"Penting untuk diingat bahwa meskipun penawaran semacam itu mungkin terlihat menguntungkan, kemungkinan kesepakatan yang berhasil adalah nol. Para pengguna dapat menghindari kehilangan data atau, dalam beberapa kasus uang, jika mereka tetap waspada terhadap penawaran menguntungkan yang didistribusikan secara online," tandas Shcherbakova.

Terakhir, para ahli Kaspersky menemukan email spam yang menawarkan layanan atas nama pabrikan Cina. Email tersebut menawarkan produk untuk mendiagnosis dan mengobati virus, tetapi paling utama adalah pada penjualan jarum suntik vaksinasi.

SHARE:

BMW Astra Sediakan Mobil Pemain BNI Indonesian Masters 2024

Indosat Catat Pendapatan Rp 41T Sepanjang 2024