Technologue.id, Jakarta - Tindak penipuan melalui media sosial semakin merajalela. Salah satu penipuan dengan modus terbaru, yaitu berkedok akun resmi layanan bank, sedang ramai diperbincangkan warganet.
Modus yang digunakan penipu adalah meniru foto profil, nama, dan keterangan (bio) dari sebuah akun layanan pelanggan sebuah bank. Akun bodong ini akan membalas cuitan warganet yang bertanya atau mengajukan komplain ke akun resmi bank tersebut.
Dari situ, penipu yang menggunakan akun bodong akan meminta si calon korban untuk menghubunginya via aplikasi pesan instan Whatsapp.
Baca Juga:
Diprotes Pembeli, Marketplace Grabtoko Lakukan Penipuan?
Ismail Fahmi, Pendiri dari Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, dalam cuitan di Twitter melaporkan hasil analisis Drone Emprit terkait banyaknya akun-akun penipu di Twitter yang mencatut nama-nama perusahaan bank di Tanah Air.
Hasil tersebut didapatkannya setelah menganalisis tweet dan mention yang mengandung kata kunci "Live Chat" dan "Halo BCA". Menurut Ismail, akun-akun penipu ini menargetkan nasabah dari bank BNI, BRI, Mandiri, BCA, dan Jenius.
"Betapa masif dan telanjang di depan mata upaya penipuan terjadi," ucap Ismail.
Dengan penelusuran yang dilakukan menggunakan mesin analitik Drone Emprit selama 6-12 Maret 2021, Ismail menemukan ada 113 akun palsu yang menyamar sebagai akun layanan pelanggan Bank BNI.
Hampir semua akun penipu tersebut menggunakan logo BNI sebagai foto profilnya. Kemudian, nama akunnya menggunakan beragam variasi dari "BNI", "Customer", dan "Care". Untuk username-nya, pola yang muncul pun tidak jauh berbeda dan biasanya diakhiri dengan deretan angka acak.
Menurut dia, ada dua langkah yang perlu dilakukan untuk melawan proliferasi penipu akun bodong semacam ini. Pertama, bank perlu membuat bot yang otomatis akan memberikan informasi kanal resmi dengan cara membalas cuitan dari penipu.
"Setiap ada reply dengan keyword yang biasa digunakan oleh penipu dan bukan dari akun resmi, bot dari bank ini akan otomatis reply postingan tersebut dengan peringatan kepada publik," kata Ismail.
Baca Juga:
Tips Tangkal Penipuan via Email di Facebook dan Instagram
Kedua, warganet perlu lebih cermat ketika merespons balasan atas pertanyaan atau komplain yang dialamatkan pada akun layanan pelanggan suatu bank. Keberadaan pengejaan yang salah atau deretan angka acak pada username akun bisa memperkuat dugaan bahwa akun tersebut palsu.
Selain itu, akun resmi biasanya memiliki centang biru sebagai tanda bahwa akun tersebut adalah akun yang terverifikasi (verified users).
Menanggapi temuan Ismail tersebut, muncul sejumlah warganet yang mengaku telah menjadi korban. Salah satu akun menceritakan bahwa ia kehilangan Rp 4,5 juta. Bahkan ada juga yang ditipu hingga Rp16 juta.
Dari penuturan korban, pelaku menanyakan kartu Visa atau Mastercard miliknya, lalu diminta menyebutkan angka di kartu baik di depan maupun belakang. Kemudian ditanyakan transaksi terakhir beserta meminta nomor OTP.
"Dan dia selalu bilang dia karyawan BNI jadi bisa terpecaya dan bicaranya seperti customer sercive bank," ungkapnya.