Technologue.id, Jakarta - Baru-baru ini, seorang peretas tak dikenal menerbitkan dokumen internal secara online, mengungkapkan bagaimana Roblox, salah satu platform game paling populer untuk anak-anak di dunia, memoderasi konten.
Dokumen tersebut memberikan wawasan tentang penargetan anak-anak oleh predator di platform dan bagaimana platform tersebut dimanfaatkan untuk upaya child grooming.
Baca Juga:
Waspada! Vishing Mengintai Tren Lelucon di TikTok
Selain itu, satu masalah yang diidentifikasi dalam dokumen adalah bahwa meskipun sistem Roblox memindai 100 persen laporan penyalahgunaan yang dikirimkan, hanya sekitar 10 persen yang dapat ditindaklanjuti. Ini menunjukkan bahwa bahkan pada platform game, di mana konten dimoderasi, tetap terdapat sejumlah besar risiko bagi anak-anak.
Roblox adalah platform game online yang memungkinkan pengguna untuk membuat simulasi game dan lokasi virtual mereka sendiri, di mana mereka dapat bermain di lokasi yang berbeda atau mengundang pengguna lain.
Ada lokasi yang tidak berbahaya dan sangat populer, di mana pengguna dapat memilih hewan peliharaan dan merawatnya, atau melewati rintangan dengan karakter mereka.
Genre game semacam itu hampir tidak terbatas dan jumlah pengguna aktif harian mencapai 50 juta pada akhir tahun 2021, yang sebagian besar adalah anak-anak usia sekolah.
Baca Juga:
Waspada! Aplikasi Anonim NGL Bisa Ditipu Bot
Andrey Sidenko, Peneliti Keamanan di Kaspersky, mengungkapkan bahwa di dunia game para pengguna juga berpotensi bertemu dengan penipu online, yang bisa menjadi anggota dari permainan yang dipilih atau bahkan menjadi penulisnya.
"Ancaman dari mereka bisa datang baik di dalam dunia game - mereka sering menunjukkan agresi, penipuan atau intimidasi. Misalnya, tema dunia game Roblox dapat digunakan untuk membuat sumber daya phishing untuk mencuri login dan kata sandi dari akun dan selanjutnya menarik dana dari para korban," ungkap Andrey.
Meskipun Roblox memiliki sistem moderasi konten, Anda tidak dapat mengandalkannya sepenuhnya. Ini bisa sangat berbahaya bagi anak-anak sekolah, yang kurang memiliki pengalaman sehingga mungkin tidak menyadari sejumlah aturan dasar keamanan siber.