Technologue.id, Jakarta - Server Electronic Arts (EA), perusahaan game besar dari Amerika Serikat, kena bobol peretas (hacker). Aksi itu diduga terjadi pada 6 Juni lalu. Akibat pembobolan itu, beberapa kode sumber (source code) atau kode penting yang dipakai untuk kembangkan game EA dicuri hacker.
Beberapa file yang dicuri seperti source code milik FIFA 21, FIFA 22, game engine Frostbite, dan lainnya. Hacker mengklaim besaran file yang berhasil dicuri hingga 780 GB. Namun, pihak EA pastikan bahwa tidak ada data pemain yang ikut dicuri pada aksi peretasan ini.
Menurut laporan Motherboard, para peretas ini sepertinya belum rilis data tersebut ke publik. Para hacker ini sepertinya lebih memilih untuk jual data yang dicuri lewat beberapa forum di internet. Mereka diduga akan jual data tersebut ke penawar tertinggi.
Belum diketahui siapa sebenarnya identitas pencuri ini. Tapi, pihak EA membenarkan jika server mereka memang sempat diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Kami tengah menginvestigasi gangguan terkini yang melanda server kami, di mana source code dari sejumlah game, begitu juga sejumlah tool, berhasil dicuri.” Kata pihak EA.
Mereka menambahkan bahwa data pemain yang ada di server-nya aman, jadi para pemain tak usah khawatir terkait masalah privasi. EA pun menjelaskan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan pihak terkait untuk investigasi kasus peretasan ini lebih lanjut, dan juga sudah lakukan beberapa update pada sistem mereka.
“Kami telah menerapkan sejumlah peningkatan keamanan dan memastikan bahwa (peretasan) tidak memiliki dampak yang berarti terhadap game-game atau bisnis kami.” Jelas pihak EA.
EA bukanlah satu-satunya perusahaan developer game yang diretas. Pada Februari lalu, developer game asal Polandia, CD Projekt Red (CDPR), juga pernah jadi target hacker. Mereka mengklaim berhasil curi data penting milik perusahaan, termasuk source code beberapa game dan dokumen lain.
Menurut CDPR, hacker berhasil masuk ke jaringan internal perusahaan, menanamkan ransomware, dan ambil beberapa data yang di dalamnya.
Hacker itu juga kirimkan pesan, bahwa data milik perusahaan sudah dienkripsi dan meminta tebusan. Mereka juga mengklaim sudah berhasil mencuri source code dari game Cyberpunk 2077, The Witcher 3: The Wild Hunt, dan Gwent: The Witcher Card Game.
Bukan cuma itu, hacker itu juga klaim sudah kantongi dokumen penting perusahaan terkait dengan data keuangan, SDM, dokumen dengan investor, dan lainnya.