Technologue, Jawa Barat - PT Vivo Mobile Indonesia meningkatkan kapasitas produksi ponsel pintar di Indonesia menjadi 800.000 unit per bulan pada 2019. Perluasan ini membuat Vivo mampu memproduksi hingga 9,6 juta unit ponsel per tahun di Indonesia. Dikatakan Allan Feng, CEO Vivo indonesia, perluasan kapasitas pabrik ini untuk menyediakan produk dan service terbaik bagi konsumen. "Indonesia menjadi salah satu negara penting bagi Vivo. Karena itu, kami akan double kapasitas 200 persen di tahun ini dari 100 persen produksi di 2018," ujar Allan, usai peluncuran Vivo V15 di Purwakarta, Selasa (5/3/2019).
Baca Juga: Di Depan Air Mancur Terbesar, Vivo V15 Resmi Diluncurkan
Hal senada diungkap oleh Tyas Rarasmurti, PR Manager Vivo Indonesia. Dari sisi produk, perusahaan terus meningkatkan kualitas agar tetap anteng di posisi lima besar vendor smartphone tanah air. "Buat kita market Indonesia sangat penting. Setelah 5 tahun di Indonesia (peringkat Vivo) semakin naik, dan kita sekarang di 5 besar," tuturnya. Tyas melanjutkan, "Angka produksi semakin positif dan bertambah. Kalau sudah dirilis (800 ribu unit) itu sudah berjalan. Kita targetnya kalau bisa jutaan per tahunnya. Angka pastinya presize belum tahu."Baca Juga: Seberapa Bandel Kamera Pop Up Vivo V15?
Pabrik Vivo di Cikupa, Banten adalah basis produksi Vivo untuk pasar Asia Tenggara. Namun, sebagian besar produksi ponsel Vivo ditujukan untuk memenuhi permintaan di Tanah Air. Peningkatan target produksi, antara lain, untuk memenuhi permintaan seri ponsel terbaru seperti Vivo V15, V11 Pro, dan Y-series lainnya. Peningkatan kapasitas dan target produksi di pabrik diikuti dengan penambahan lini kontrol kualitas. Penambahan lini baru ini semakin memastikan kualitas dari ponsel pintar yang dihasilkan oleh pabrik Vivo di Cikupa sesuai dengan standar Vivo Global. Sementara dari segi peningkatan kualitas Brand, Allan Feng menjanjikan akan ada lebih dari 300 store yang nanti di upgrade ke konsep experience store 3.0 sepanjang tahun ini.