Technologue.id, Jakarta – Kasus penembakan yang terjadi di SMA Marjory Stoneman Douglas, Kentucky, Florida, Amerika pada 13 Februari membuat dunia gempar. Pasalnya, pelaku penembakan dalam kasus ini merupakan salah satu murid di sekolah tersebut, yang terkenal pendiam. Dalam kejadian ini, banyak pihak yang mempermasalahkan undang-undang kepemilikan senjata api, sebagai biang kerok di balik tragedi tersebut. Namun ternyata, Gubernur Florida Matt Bevin memiliki pandangan yang berbeda terkait masalah ini.
Baca juga:
Laris Manis, GTA V Terjual Hingga 90 Juta Kopi di Seluruh Dunia
Di sebuah pernyataan terbaru, Bevin lebih menyalahkan video game, yang dia anggap mendorong perilaku sang pelaku penembakan. “Senjata api bukan menjadi masalah tapi kita memiliki masalah budaya kematian dirayakan yakni lewat video game, dan kita ketahui bahwa anak-anak memainkan video game. Di video game, seseorang akan mendapatkan poin atau skor (jika membunuh lawan),” ujar Bevin seperti dikutip dari laman Thenextweb.com (19/02/2018).Baca juga:
Ups! Kebanyakan Main Game FPS Bikin Otak Cepat Rusak
Komentar Bevin ternyata tak hanya sampai di situ saja. Dia menyebutkan bahwa game itu tak ubahnya seperti pornografi. Bahkan, dirinya menyebutkan bahwa game adalah sampah yang dapat merusak moral manusia. Bahkan, dia pun telah mengajukan sebuah tuntutan kepada pemerintah untul lebih selektif terhadap kreator game dan game besutan mereka.Baca juga:
Kenshiro Siap Meninju Lawan di Game Fist of the North Star: Hokuto Ga Gotoku
Sayangnya, opini ini berbanding terbalik dengan fakta yang ada di lapangan. Melalui instagram sang pelaku yang bernama Nikolas Cruz, terlihat bahwa dirinya merupakan sosok pedukung rasisme, pecinta senjata, serta gemar menyiksa binatang. Selain itu, terdapat juga sebuah fakta bahwa pada September 2017 lalu, Nikolas melalui akun YouTube miliknya dia membuat sebuah komentar yang menyatakan bahwa dia ingin menjadi penembak seklolah yang profesional. Bahkan satu bulan sebelum penembakan ini, seorang pengguna YouTube lainnya telah melaporkan komentar tersebut untuk diproses.