Technologue.id, Jakarta - Google dan Tinder sedang menjalani penyelidikan ketat di Eropa karena praktik privasi mereka. Komisi Perlindungan Data (DPC) Irlandia telah melakukan dua penyelidikan secara terpisah mengenai kemungkinan perusahaan tersebut melanggar Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa (EU), kata komisi itu di situs webnya, Selasa (4/2/2020). Penyelidikan terhadap Google akan melihat secara khusus pada penanganan data lokasi berdasarkan keluhan dari organisasi konsumen dari seluruh Uni Eropa, kata DPC Irlandia. "Masalah yang diangkat dalam kekhawatiran terkait dengan legalitas pemrosesan data lokasi Google dan transparansi di sekitar pemrosesan itu," kata komisi itu dalam posting blog.
Baca Juga: Tingkatkan Keamanan Pengguna, Tinder Hadirkan Fitur Tombol Panik
DPC menambahkan bahwa mereka juga telah menerima pengaduan dari orang-orang di Irlandia dan di seluruh Uni Eropa terkait dengan Tinder. Masalah yang diangkat dalam pengaduan termasuk "data pribadi pengguna dalam pemrosesan yang sedang berlangsung," transparansi seputar pemrosesan itu, dan kepatuhan Tinder dengan aturan seputar permintaan data oleh pengguna. Di bawah GDPR, yang diperkenalkan pada 2018 dan terdiri dari perombakan total undang-undang privasi UE, warga negara memiliki hak untuk berharap bahwa data mereka akan disimpan dan diproses dengan aman. Mereka juga diizinkan untuk meminta perusahaan menghapus data mereka atau memberi mereka salinan data itu. Jika perusahaan teknologi terbukti melanggar, mereka dapat didenda 20 juta euro (atau sekitar Rp305 miliar) atau 4% dari total pendapatan global tahunan mereka di tahun keuangan sebelumnya.Baca Juga: Pengguna Internet Minim Kesadaran Melindungi Privasi Online Mereka
"Orang-orang harus dapat memahami dan mengendalikan bagaimana perusahaan seperti Google menggunakan data lokasi untuk memberikan layanan kepada mereka," kata juru bicara Google dalam sebuah pernyataan. "Kami akan bekerja sama sepenuhnya dengan kantor Komisi Perlindungan Data dalam penyelidikannya, dan terus bekerja sama dengan regulator dan asosiasi konsumen di seluruh Eropa." Juru bicara Google menambahkan bahwa pada tahun lalu, perusahaan telah melakukan sejumlah perubahan produk untuk meningkatkan tingkat transparansi pengguna dan kontrol atas data lokasi. Seorang juru bicara untuk Match Group, yang menaungi Tinder, mengatakan bahwa "transparansi dan melindungi data pribadi pengguna kami sangat penting bagi kami. Kami sepenuhnya bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Data, dan akan terus mematuhi GDPR dan semua undang-undang yang berlaku."