Technologue.id, Jakarta – Rumor Uber yang hendak menjual unit bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab memanas lagi. Setelah Februari lalu kabar burung ini mencuat, sumber yang dipercaya Reuters.com (25/03/2018) kembali menyebutkan kalau kesepakatan di antara kedua ride-hailing platform itu tinggal menunggu waktu saja. Uber, perusahaan ridesharing asal Amerika Serikat, disebut telah sepakat untuk menjual bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab. Grab sendiri merupakan pemain asli ASEAN yang sudah menjangkau delapan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Baca juga:
Dalam transaksi ini, konon Uber akan memiliki saham 30 persen dari bisnis gabungannya dengan Grab. Selain itu, pemindahtanganan bisnis Uber di Asia Tenggara ini memungkinkan Uber untuk memperbaiki neraca keuangannya sebelum resmi masuk IPO dan fokus ke pasar-pasar di mana mereka unggul, bukannya di Indonesia, contohnya, yang kompetisinya cukup ketat karena ada Grab juga Go-Jek.Baca juga:
Uber Akhirnya Jual Bisnis Gagalnya
Apabila deal ini benar terjadi, maka ini akan jadi konsolidasi besar pertama di industri ridesharing. Selain itu, Grab bersama Uber bisa makin kuat menekan Go-Jek, startup unicorn asli Tanah Air yang telah mendapat sokongan dana dari Google dan Tencent beberapa waktu lalu.Baca juga:
Berikan Fasilitas Lebih Bagi Mitra Driver, Grab Luncurkan GrabBike Lounge
Sejatinya, Asia bukan kawasan yang nyaman bagi Uber untuk berbisnis. Pangsa pasar mereka di China, misalnya, sudah dicaplok oleh Didi Chuxing, startup ridesharing setempat di tahun 2016. Sedang di India, ada Ola yang sukses mengambil alih 3 persen market share Uber pada paruh kedua 2017 lalu.