Technologue.id, Jakarta – 2015 lalu, Uber tampak cukup optimistis saat mengenalkan Xchange Leasing, yang tujuan utamanya adalah untuk membantu mitranya mendapatkan mobil untuk "narik" dengan sistem leasing alias pembiayaan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, inisiatif yang menurut Uber dirintis pasca mendengar feedback dari sebagain driver-nya yang tak memiliki modal untuk membeli mobil itu ditutup pada September lalu. Asalannya klise, yaitu karena belum menguntungkan.
Baca juga:
Naik Uber Kini Bisa Langsung dari BBM, Sudah Tahu Belum?
Penghentian operasi Xchange Leasing saat itu sedikit tak terduga. Pasalnya, sebulan sebelumnya, startup ridesharing tersebut masih ingin menjalankan bisnis leasing ini. Namun saat Xchange Leasing dihentikan operasinya, Uber mengaku ingin menjalankan bisnis dengan modal yang lebih sedikit.Baca juga:
Mengapa Hacker Tergiur Retas Layanan Ridesharing Seperti Uber?
Nah, tampaknya dalam waktu dekat, Xchange Leasing bakal punya pemilik baru, yakni Fair.com, sebuah startup leasing otomotif asal California, Amerika Serikat. Akan tetapi untuk saat ini, belum diketahui secara gamblang berapa mahar dari Fair.com untuk membeli Xchange Leasing, mengutip TheVerge.com (26/12/2017). Uber sendiri sudah membeli hampir 40 ribu kendaraan untuk Xchange Leasing yang dioperasikan di 14 showroom seantero AS, seperti di San Francisco dan Los Angeles. Harga total dari kendaraan tersebut mencapai Rp5,4 triliunan.Baca juga:
Uber Kebobolan, 57 Juta Data User dan Driver Jatuh ke Tangan Hacker
Selain leasing mobil, Xchange Leasing sejatinya juga menawarkan benefit lain untuk para mitra Uber, seperti diskon dari produsen mobil ternama, sebut saja Toyota, Ford, dan Nissan, serta kemudahan untuk mengkredit. Ada pula fitur yang menjembatani orang yang ingin menyewakan mobilnya dan driver Uber yang hendak menyewa mobil supaya bisa bekerja.