Technologue.id, Jakarta - Twitter baru saja mengumumkan kebijakan baru yang menurut klaim mereka ‘akan memberikan lebih banyak transparansi’ mengenai tweet-tweet negatif yang dianggap mengandung konten kurang pantas dan telah mendapat tindakan pengawasan.
Biasanya, untuk tweet-tweet yang melanggar kebijakan Twitter, salah satu tindakan yang akan diambil oleh perusahaan adalah membatasi jangkauan tweet tersebut, atau yang mereka sebut sebagai "pembatasan visibilitas." Tweet-tweet tersebut tetap ada di platform, namun menjadi lebih sulit ditemukan oleh pengguna karena dikecualikan dari daftar hasil pencarian, tren, notifikasi yang direkomendasikan, beranda Untuk Anda dan Mengikuti, dan lain-lain. Jika pengguna ingin melihat tweet tersebut, mereka harus mengunjungi profil penulisnya secara langsung. Menurut laman opsi tindakan penegakan peraturan Twitter, tweet tersebut juga akan diturunkan peringkatnya dalam kolom balasan dan iklan tidak akan ditayangkan pada konten tersebut.
Baca Juga:
Twitter Mengubah Fitur "Super Follows" Menjadi "Langganan"
Sebelumnya, masyarakat umum tidak selalu mengetahui apakah tweet telah dimoderasi dengan cara ini, namun sekarang, Twitter mengatakan hal itu akan berubah. Perusahaan berencana untuk mulai menambahkan label pada tweet-tweet yang telah teridentifikasi sebagai potensial melanggar kebijakan mereka dan telah terpengaruh visibilitasnya. Namun, Twitter belum menyebutkan kapan tepatnya label baru ini akan sepenuhnya diterapkan di seluruh jaringannya. Selain itu, tidak semua tweet yang telah mengalami penurunan visibilitas akan diberi label, Twitter baru akan memulai pemberian label pada tweet yang melanggar kebijakan ‘Perilaku Kebencian’ dan mengatakan akan memperluas fitur tersebut pada kebijakan lainnya dalam "beberapa bulan mendatang."
Jika sebuah tweet diberi label, penulis tweet itu tidak akan didepak dari platform maupun dikenai shadowban. Twitter menggaris bawahi bahwa tindakan kebijakan hanya akan terjadi pada tingkat tweet saja dan tidak akan mempengaruhi akun pengguna secara keseluruhan. Twitter juga menjelaskan bahwa pengguna yang tweet-nya diberi label akan dapat mengajukan banding jika mereka menganggap tweet mereka telah dilabeli dengan tidak adil, namun Twitter tidak menjamin akan memberi respon atas pengaduan tersebut ataupun mengembalikan jangkauan tweet tersebut.
Baca Juga:
Fitur Baru Twitter Blue, Tampilkan “Half Ads” dan Prioritas Pencarian
Barangkali kurangnya jaminan respon atas pengaduan pengguna tersebut disebabkan oleh pemangkasan besar-besaran yang dilakukan Twitter pada tim Kepercayaan & Keamanan dan pemangkasan karyawan secara keseluruhan. Kemungkinan besar, Twitter akan sangat bergantung pada otomasi untuk membuat keputusan atas pelabelan, namun batasan soal sejauh mana sistem ini akan diotomasi, masih belum jelas. Dengan menggunakan otomasi, berarti Twitter kemungkinan besar akan melakukan berbagai kesalahan dalam memberikan pelabelan dan Twitter telah mengakui hal ini dalam postingan utasan tweet akun Twitter Safety. Dalam tweet tersebut, Twitter membahas tentang rencananya untuk memungkinkan pengguna mengajukan banding atas pelabelan tweet mereka namun juga tidak memberikan tanggal pasti soal kapan rencana tersebut akan terlaksana.
Dalam sebuah postingan blog di website resmi Twitter yang ditulis oleh akun Twitter Safety, perusahaan menjelaskan bahwa, "Perubahan ini dirancang untuk menghasilkan tindakan penegakan yang lebih proporsional dan transparan bagi semua orang di platform kami." Dalam judul postingan blog tersebut, Twitter juga memperkenalkan filosofi penegakan kebijakan Twitter yang baru, ‘Kebebasan Bicara, bukan Kebebasan Jangkauan.’