Technologue.id, Jakarta - Pandemi virus Covid-19 memaksa masyarakat untuk berkegiatan dari rumah. Banyak perusahaan yang menerapkan sistem bekerja dari rumah atau WFH.
Berdasarkan laporan Cisco, di Indonesia setidaknya ada 52% perusahaan yang menerapkan sistem WFH. Sayangnya, ini dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggungjawab.
Marina Kacaribu selaku Managing Director Cisco Indonesia, dalam konferensi pers, Kamis (215/2/2021) mengungkap, bahwa seiring meningkatnya tren WFH ternyata ancaman keamanan siber juga meningkat.
Baca Juga:
Tren WFH, Ini yang Harus Dilakukan Perusahaan
Dalam laporan yang ia paparkan dikatakan bahwa peningkatan telah menyentuh angka 25% sejak dimulainya pandemi Covid-19 atau sekitar bulan Maret tahun 2020 lalu.
Jumlahnya signifikan, terutama karena sebagian besar perusahaan yang terdampak Covid-19 tidak siap untuk mendukung sistem kerja jarak jauh secara aman.
"Perusahaan perlu memahami betapa pentingnya keamanan siber pada skala lebih besar dibanding sebelumnya untuk menjaga bisnis tetap berjalan di tengah kondisi yang baru dan sangat berbeda ini,” kata Marina.
Dalam momen yang sama, Cisco Director of Cybersecurity untuk ASEAN, Juan Huat Koo juga mengungkapkan hal senada. Ia mengatakan keamanan siber lebih dari sekadar kewajiban yang perlu dipenuhi.
Baca Juga:
Tips Tangkal Kebocoran Data Bagi Perusahaan
Saat perusahaan memberikan perubahan signifikan pada teknologi dan prioritas bisnis mereka, keamanan siber harus menjadi jembatan yang memungkinkan perusahaan berkolaborasi secara produktif dan memaksimalkan potensi mereka.
Lebih lanjut Juan menyebut diperlukan kebijakan yang kuat, penegakan yang kokoh, dan program pendidikan karyawan yang konsisten.
Tujuannya tentu agar bisa membangun budaya keamanan siber yang sehat dan terintegrasi, bagi perusahaan dan juga tenaga kerjanya.