Technologue.id, Jakarta - Animo masyarakat Indonesia untuk bertransaksi online menjelang Tahun Baru Imlek meningkat sebesar 93 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini berdasarkan riset online berskala nasional yang diadakan oleh Neurosensum, perusahaan jasa konsultasi dengan solusi riset neuroscience.
Perlu dicatat bahwa Tahun Baru Imlek tahun lalu jatuh pada tanggal 25 Januari 2020, atau 2 bulan sebelum konfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Hal ini menjadikan perayaan tahun ini sebagai perayaan Imlek perdana di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pemerintah Berencana Pungut Biaya Transaksi dari Dompet Digital
Semenjak bulan April 2020, akselerasi transaksi digital melonjak berkali lipat dikarenakan lockdown berskala nasional demi menekan angka penularan virus Covid-19. Mulai dari belanja secara online di platform e-commerce, jasa ojol, hingga dompet digital, digunakan demi kemudahan kebutuhan sehari-hari.
Mahesh Agarwal, Managing Director, Neurosensum Indonesia, menjelaskan, "Hasil data riset tersebut bermanfaat untuk ditelaah dan dipelajari lebih lanjut demi menyempurnakan pengetahuan akan tren perilaku konsumen di dalam peta industri luas, terutama dalam masa-masa kompleks seperti sekarang ini".
Neurosensum mengadakan riset digital dengan topik berfokus pada penggunaan e-wallet terhadap 1.000 responden berusia produktif (19-45 tahun) secara serentak di 8 kota besar di Indonesia, yaitu meliputi kawasan Jabodetabek, kota besar di Pulau Jawa, serta kota besar lainnya di Indonesia.
Sebanyak 50 persen responden telah berkeluarga, dan 50 persen sedang tidak dalam status berkeluarga. Mayoritas penghasilan para peserta tergolong dalam kategori ekonomi sosial berkelas low to middle.
Salah satu topik yang dikupas oleh Neurosensum adalah topik mengenai Hari Raya Imlek, dan dari hasil riset tersebut, 50 persen menggunakan e-wallet sebagai sarana pemberian angpao. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang merayakan Imlek pun sudah cukup fasih dalam mengerti fitur dan kemudahan e-wallet dalam bertransaksi sehari-hari.
Baca Juga:
DANA dan Dompet Dhuafa Hadirkan Solusi Kurban Digital di Masa Pandemi
Mengenai ukuran basket size, 32 persen merencanakan budget yang sama dengan tahun lalu, tapi 52 persen mencoba untuk menekan budget perayaan Imlek lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu, oleh karena itu promo di e-commerce favorit tetap menjadi incaran ampuh pada bulan ini.
Kategori yang masih jadi incaran belanja Tahun Baru Imlek antara lain baju dan produk fesyen (86 persen), produk kecantikan (80 persen), dan sepatu (70 persen). Yang tak kalah menarik, terdapat beberapa pos pengeluaran yang besaran anggarannya masih sama dengan tahun lalu seperti donasi, belanja keluarga, dan makan-makan bersama keluarga.
"Kami kagum akan kefasihan, pemahaman, serta adaptasi digital masyarakat Indonesia yang mantap. Pengadopsian gaya hidup mobile cashless, terutama e-wallet seperti
ShopeePay, semakin nyata dalam menggantikan peran utama uang tunai dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis," tutur Agarwal.