Technologue.id, Jakarta - Seiring meningkatnya kasus terkait infeksi virus corona di Indonesia, sejumlah perusahaan swasta dan instansi pemerintah mulai lakukan WFH atau work from home pada Senin (16/3). Begitupun dengan sekolah dan kampus yang mengganti kegiatan belajar tatap muka dengan e-learning. Penyesuaian sistem kerja ini diprediksi akan membuat lonjakan trafik internet karena pola routing dan jumlah trafik beubah. "Biasanya daerah perumahan kalau pagi sampai siang, (trafik) internetnya rendah. Nanti naik lagi ketika malam. Sebaliknya berlawanan arah dengan daerah perkantoran. Daerah perkantoran, dari pagi sampai sore trafiknya naik, sementara malam turun," ujar Andi Budimansyah, Ketua Umum Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), saat mengisi acara diskusi oleh Indotelko.com, di Jakarta, Senin (16/3/2020).
Baca Juga: Virus Corona Senggol Industri Telekomunikasi, Apa Solusinya?
Akibat pergeseran pola routing ini, Andi mengatakan, perlunya kerjasama interkoneksi lokal antar penyedia layanan internet (ISP) Indonesia. Berdasarkan pemantauan Internet Exchange oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), mulai terjadi kenaikan lalu lintas internet pada pukul 10.00 WIB. Namun kenaikannya dinilai belum signifikan atau bisa dibilang cenderung normal. Selain karena baru hari pertama, kesiapan pelajar dalam menjalankan program e-learning turut mempengaruhi kondisi ini. "Sekolah-sekolah belum siap semua menyiapkan bahan ajar. Mereka juga belum siap dengan aplikasi apa yang harus digunakan. Banyak yang belum mengerti bagaimana cara belajar dari rumah," pungkasnya.Baca Juga: Manfaatkan Teknologi, Wartawan Tetap Bisa Kejar Berita dari Rumah
Namun pihaknya akan terus memantau perkembangan trafik dalam waktu beberapa hari kedepan. Dalam mendukung sistem WFH ini, dikatakan Andi, sejumlah pelaku ISP memberikan pelayanan tambahan bagi penggunanya. Mulai dari paket khusus COVID-19, tidak menaikkan tarif langganan, hingga meng-upgdare bandwidth tanpa biaya tambahan terhadap klien apartemen dan perumahan.