Technologue.id, Jakarta - Berbelanja merupakan kegiatan yang umum dilakukan ketika menjelang lebaran. Jika tahun-tahun sebelumnya masyarakat dapat berbelanja secara langsung, tahun ini tidak.
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona memaksa masyarakat untuk tidak berbelanja ke pusat-pusat perbelanjaan. Belanja online kini menjadi alternatifnya.
Sayangnya, terdapat ancaman siber dalam kegiatan belanja online ini. Untuk itu, masyarakat diharuskan mengetahui ancaman-ancaman tersebut salah satunya adalah pesan phishing dengan tautan daring atau lampiran tak terduga yang berisi malware.
Baca Juga:
Informasi Pribadi Menjadi Target Kejahatan Siber
Seorrang petinggi perusahaan keamanan siber Kaspersky, Dony Koesmandarin pada Rabu (20/5/2020) mengatakan, "Dalam menghadapi kejahatan siber, masyarakat dihimbau meningkatkan kewaspadaan, melindungi privasi online dengan baik dan jangan pernah terburu-buru dalam membuat sebuah keputusan."
Dony menyarankan agar jangan pernah mengklik tautan asing mencurigakan yang dikirimkan kepada Anda melalui teks, aplikasi SMS atau platform lainnya. Periksa juga keaslian situs web atau toko online dan pastikan untuk memeriksa ulasan belanja online memasukkan informasi kartu kredit.
Selain itu, privasi online juga haru dijaga sebaik-baiknya dengan hanya membagikan atau izinkan akses menuju informasi dengan pihak ketiga jika benar-benar diperlukan untuk meminimalkan informasi jatuh ke tangan yang salah.
Baca Juga:
Kejahatan Siber Mulai Gencar Serang Sektor UKM
"Jangan pernah melonggarkan kewaspadaan kita, karena sedikit kelalaian akan menjadi celah yang sangat berharga bagi para pelaku kejahatan siber terutama selama momentum besar seperti Idul Fitri ini," ujar Dony.
Ancaman siber sendiri pada kuartal pertama tahun 2020 (Januari-Maret) di Indonesia menunjukkan bahwa 25,7% pengguna komputer hampir terpengaruh oleh ancaman berbasis web. Ancaman penjelajah web adalah metode utama untuk menyebarkan program berbahaya, seperti mengeksploitasi kerentanan di peramban dan plugin mereka (unduhan drive-by) dan rekayasa sosial.
Selain Itu, hal lain yang perlu dipertimbangkan terutama saat memutuskan untuk berbelanja online adalah keamanan sistem pembayaran. Dimana pada tahun 2019 saja, Kaspersky menemukan spesimen pertama malware keuangan seluler (Trojan-Banker.AndroidOS.Gustuff.a) yang menunjukkan peningkatan otonomi.