Technologue.id, Jakarta - Media sosial sudah menjadi aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang komunikasi, promosi maupun menjalin relasi.
Dengan media sosial, misalnya Instagram, Facebook, YouTube dan X, maka seseorang dapat tetap terkoneksi dengan rekan kerja maupun menjangkau banyak audiens untuk mendukung kegiatan bisnis.
Baca Juga:
Google Ungkap Logo Baru Android, Tampilan Lebih Modern
Dengan pesatnya penggunaan aplikasi media sosial, semakin besar pula potensi kejahatan siber yang dilancarkan hacker maupun orang yang tidak bertanggungjawab.
Melihat peluang kejahatan siber, sebetulnya penyedia aplikasi sudah memberikan fitur atau pengaturan yang bisa diaktifkan oleh para pengguna untuk mencegah atau menyulitkan ruang gerak hacker yang mencoba mengambil alih akun.
Pratama Persadha, Chairman dari Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC memberikan penjelasan tentang peretasan yang baru-baru ini dilakukan hacker yang merebut kendali akun YouTube resmi DPR-RI @DPRRIOfficial.
Menurutnya, admin atau siapapun pengelola maupun pemilik akun harus bisa memanfaatkan fitur seperti two factor authentication.
"Ada kemungkinan akun YouTube resmi tersebut berhasil diambil alih oleh peretas melalui metode phising, di mana email yang dipergunakan untuk login kemungkinan tidak dilengkapi metode 2 Factor Authentication dan operator yang menggunakan email tersebut kurang berhati-hati," kata Pratama.
Ia mengatakan, "awareness terhadap keamanan siber dari pengelola situs dan media sosial harus menyadari, bahwa pola peretasan sekarang sudah mulai bergeser, dimana sebelumnya peretas melakukan aksinya untuk mendapatkan ketenaran, saat ini peretas melakukan aksinya untuk alasan finansial, karena banyak sekali bandar judi online yang mempekerjakan peretas top dunia untuk mengamankan platform situs judi online mereka, serta meretas situs serta sosial media untuk dijadikan landing page serta mempromosikan situs judi online mereka".
"Hal-hal lain yang dapat kita lakukan untuk mengamankan diri kita dari serangan siber kita adalah dengan selalu install aplikasi dari sumber resmi seperti Google PlayStore atau iOS AppStore, perbarui sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak lainnya dengan patch keamanan terbaru," tuturnya.
Ia juga mengatakan pentingnya pengguna memasang dan perbarui perangkat lunak keamanan yang kuat seperti antivirus serta antimalware yang akan mengingatkan pengguna terhadap aplikasi berbahaya atau link phising.
"Jangan mengklik tautan atau membuka lampiran dari email atau pesan yang mencurigakan dan dari sumber yang tidak dikenal atau berisi permintaan yang tidak biasa, buat salinan data penting Anda secara teratur dan simpan salinan tersebut di tempat yang terpisah," katanya.
Baca Juga:
Makin Semarak, Technologue Awards 2023 Akan Dimeriahkan Community Meet Up
"Kita juga perlu untuk meningkatkan kesadaran tentang ancaman dan cara mengidentifikasi serangan siber, hindari mengunjungi situs web yang mencurigakan atau tidak terpercaya terutama yang berisi konten ilegal atau berbahaya, dan gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk akun-akun online Anda serta manfaatkan fitur 2 Factor Authentication dimanapun memungkinkan," terangnya.
Pengguna juga perlu secara berkala melakukan pergantian password dan tidak sembarangan menghubungkan perangkat kita ke akses wifi gratisan serta menggunakan layanan pengisian daya gratis.