Technologue.id, Jakarta - TikTok, platform media sosial yang sedang populer, telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang menguji bagian belanja baru yang disebut "Trendy Beat" dalam aplikasi mereka.
Fitur ini menawarkan produk-produk yang sedang tren untuk dijual, yang dikirim dan dijual oleh anak perusahaan dari perusahaan induk TikTok, ByteDance.
Bagian belanja "Trendy Beat" menawarkan barang-barang populer yang muncul dalam video-video tren, seperti alat untuk mengekstrak kotoran telinga dan lainnya.
Baca Juga:
Siap Guyur Investasi, Ini 11 Komitmen TikTok untuk Asia Tenggara
Menurut pernyataan TikTok, inisiatif e-niaga baru ini belum diuji di Amerika Serikat. Saat ini, TikTok berfokus pada penambahan pedagang baru ke dalam Toko TikTok, yang memungkinkan merek untuk menjual barang di platform tersebut.
Meskipun fitur Trendy Beat belum diuji di AS, kemungkinan akan diuji di masa mendatang. TikTok telah mengajukan permohonan merek dagang untuk Trendy Beat di AS bulan lalu, menunjukkan bahwa fitur uji coba ini mungkin akan diperluas ke AS.
Permohonan merek dagang tersebut mencakup item pakaian seperti gaun, syal, topi, alas kaki, pakaian renang, masker tidur, sweater, rok, kemeja, jas, dan lainnya.
Financial Times melaporkan bahwa ByteDance, perusahaan induk TikTok, memiliki rencana untuk mulai menjual produknya sendiri melalui aplikasi video TikTok secara internal. Rencana ini disebut "Proyek S".
Baca Juga:
Bantu UMKM, Bos TikTok Umbar Nilai Investasi ke Indonesia
Dalam proyek ini, TikTok akan memanfaatkan pengetahuannya tentang produk yang mendapatkan popularitas di aplikasinya, yang kemudian memungkinkan ByteDance untuk memperoleh atau memproduksi produk tersebut.
ByteDance dilaporkan menggunakan jaringan pemasok untuk memproduksi barang-barang tersebut. Dengan meluncurkan fitur baru ini, TikTok menunjukkan niatnya untuk menantang perusahaan ritel seperti Amazon dan Shein.
Hal ini menandai pergeseran strategi e-commerce TikTok yang saat ini lebih fokus pada pasar TikTok Shop, di mana merek dapat menjual produk langsung di dalam aplikasi.
Namun, dengan fitur baru ini, TikTok akan menjual produknya sendiri. Model bisnis baru ini memungkinkan TikTok mengoperasikan model e-niaga yang serupa dengan Amazon Basics dan Shein yang mempromosikan serta menjual produk-produk terlaris mereka sendiri.
Kabar ini muncul saat TikTok baru-baru ini memperkenalkan merek-merek seperti PacSun dan Revolve ke dalam TikTok Shop. TikTok Shop telah diuji di Amerika Serikat sejak November tahun lalu.
Baca Juga:
Fitur Series TikTok Buka Peluang Monetisasi Baru bagi Pembuat Konten
Meskipun berhasil di pasar Asia, TikTok Shop menghadapi tantangan untuk mendapatkan daya tarik di Inggris, seperti yang dilaporkan oleh Financial Times sebelumnya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika TikTok memilih untuk menguji inisiatif e-commerce baru di Inggris sebelum kemungkinan meluncurkannya di Amerika Serikat.
Perlu dicatat bahwa meskipun TikTok terus mengembangkan fitur-fitur belanja, pesaing-pesaingnya justru mengurangi upaya e-niaga mereka setelah mengalami kegagalan dalam menarik minat pengguna.
Instagram misalnya, telah menghapus tab toko pada bulan Januari dan mengumumkan penghentian upaya belanja langsung. Facebook juga menutup fitur belanja langsungnya pada Agustus 2022.
Meskipun TikTok masih dalam tahap awal pengembangan inisiatif e-niaga di Amerika Serikat, aplikasi ini sudah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebiasaan belanja pengguna.
Ungkapan "TikTok membuat saya membelinya" telah menjadi populer karena kemampuan aplikasi ini untuk mendorong pembelian impulsif. Ungkapan tersebut telah ditampilkan sebanyak 7,4 miliar kali di TikTok, dan tagarnya memiliki 59,3 miliar tampilan.
Dengan hadirnya fitur belanja baru ini, TikTok berharap dapat meningkatkan penjualan dengan memberikan akses mudah dan langsung kepada pengguna dalam pengalaman penemuan dan pembelian produk.